Scroll Untuk Membaca

Sumut

Menelusuri ‘Permainan’ Seleksi PPPK Di Madina

Menelusuri 'Permainan' Seleksi PPPK Di Madina
Ilustrasi

MADINA (Waspada): Adakah kongkalikong dalam seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) guru di Mandailing Natal?

Penelusuran waspada.id dan beritasore.co.id di lapangan, Selasa (2/5), menjumpai sejumlah kejanggalan dan berbagai hal mengejutkan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Menelusuri 'Permainan' Seleksi PPPK Di Madina

IKLAN

Syaripuddin, SPd.I, MM, guru berprestasi di salahsatu SDN di Natal — bergelar S2 — tidak lulus PPPK. Dia mengaku tak punya banyak uang, Syaripuddin juga mempersilakan mengecek sendiri berapa tahun masa kerja yang dinyatakan lulus.

Penelusuran lanjutan dengan menghubungi sejumlah kepala SD dan guru di Natal dan di Linggabayu, Kab. Mandailing Natal.

Soalnya, selain di Natal, peristiwa dialami Dewana, SPd, guru honorer di SDN Kec. Linggabayu mengabdi sejak 2005 — sudah 18 tahun — tapi tak lulus PPPK.

Sumber di Natal membeberkan, penilaian PPPK barusan, yang menilai kepala sekolah (Kepsek), guru senior dan pengawas. “Pengisian data melalui online,” ujarnya.

Dikatakan, kalau menyangkut data, aman, kemudian keluar nomor peserta. “Itulah kepala sekolah yang ke Panyabungan bersama guru senior. Menjawab soal tentang guru bersangkutan,” ujarnya.

Sumber lainnya mengungkapkan, data langsung online ke pusat, tapi email dan pasword-nya yang membuat bukan dari kecamatan bersangkutan di Madina (sengaja tidak menyebut lokasi pembuatan email dan pasword-red).

Kepala sekolah, lanjut sumber, akan menilai kinerja guru masing-masing yang ikut mengisi data. Sayangnya, kepala sekolah mempertanyakan guru berprestasi 17 tahun di Natal tidak lulus PPPK, yang bersangkutan tidak memberi penjelasan.

Sumber lainnya diperoleh informasi, kepala sekolah memberi penilaian lebih tinggi tapi justru lulus dibanding lebih rendah. “Kata Kepsek, apa tertukar nilainya,” ujar sumber.

Kepala SD di Linggabayu, juga menyampaikan keheranannya yang luar biasa. “Inda mangarti au be. Anggo nilai, deges-deges na manurut iba. Tapi tong pusat dot kabupaten panontu mutlak na (tidak mengerti saya. Kalau penilaian, bagus-bagus menurut saya. Tapi, kan, pusat dan kabupaten penentu mutlak),” ujar Kepsek.

Salah seorang Korwil, juga menyampaikan tidak habis pikir dengan Bahasa Mandailing. “Au pe inda mangarti au songonjia cara-cara naon. Maaf, inda adong na uboto be… sanga songonjia cara-cara naon…anso tarjadi songon on (Saya pun tidak mengerti bagaimana cara-cara begini. Maaf, tidak tahu lagi … bagaimana cara-caranya ini … sehingga terjadi seperti begini),” ujar Korwil.

Sayangnya, ditanya sejauhmana peran Disdik Madina dalam proses rekruitmen PPPK, Kadisdik Madina Dollar Hafriyanto Siregar, tetap tak mau menjawab, walaupun sudah dibaca. (irh)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE