Scroll Untuk Membaca

Sumut

Menelusuri Ladang Ganja Di Madina

Menelusuri Ladang Ganja Di Madina
Ladang ganja sekira 5 hektar di pegunungan Panyabungan Timur, 25 ton daun ganja dibabat dan dibakar, beberapa waktu lalu. Waspada/Ist

MADINA (Waspada): Informasi disampaikan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) kepada waspada.id dan beritasore.co.id serta wartawan lain di Mandailing Natal beberapa waktu lalu, awalnya seperti tak masuk akal.

Bagaimana tidak. Pemusnahan ladang ganja dikabarkan terbesar sepanjang 2022, dilakukan persis hari pahlawan 10 November. Pemusnahan ladang ganja dilakukan di kawasan pegunungan Kec. Panyabungan Timur.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Menelusuri Ladang Ganja Di Madina

IKLAN

Direktur Narkotika Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Brigjen Pol Roy Hardi Siahaan dalam keterangannya, mengungkapkan, dalam satu titik ditemukan 5 hektar mencapai 50 ribu batang pohon ganja. Sekali lagi, tidak tanggung-tanggung: 5 hektar ladang ganja!

Bila ditelusuri, penyalahgunaan Narkoba di Madina, khususnya ganja dan sabu-sabu, memang bukan isapan jempol belaka. Sasaran sangat potensial termasuk generasi muda bahkan anak sekolah. Na’udzubillah.

Banyak warga menyampaikan kondisi miris penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya (Narkoba) di Mandailing Natal. Ya, masa depan Madina dalam ancaman.

Salah satunya Longga Sariani Lubis, anggota grup WA Forum Anak Madina berprofesi guru, menggambarkan kondisi sebenarnya penyalahgunaan Narkoba di Madina.

“Ganja ma namomo na ipake alai, kehe mei alai mangalinting tu sikola-sikola borngin, sapala manida ibagasan sikolai bokas-bokas ganja nalai, masego pintu sikola ibaen kalai,” ujar Longga menulis di grup WA FAM, Sabtu (20/1).

Kalau diartikan bahasa Mandailing ini, kira-kira: ganja mudah sekali mereka pakai, pergilah mereka melinting ke sekolah-sekolah pada malam hari, begitu dilihat bekas-bekas ganja mereka di dalam sekolah, mereka marusak pintu sekolah.

Nah, sebegitu mudahnyakah mereka mendapatkan ganja di Madina? Yang jelas, penemuan ladang ganja bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Informasi Geospasial (BIG), BNN RI mengidentifikasi ladang ganja melalui pantauan pesawat terbang tanpa awak serta proses penyelidikan tim di lapangan.

Tinggi tanaman ganja berhasil ditemukan berkisar antara 50 hingga 170 cm dengan kemiringan lereng 45 derajat.Total berat tanaman ganja berhasil dibabat diperkirakan mencapai 25 ton dengan jarak kerapatan antar tanaman hanya 50 cm. Bayangkan, 25 ton tanaman ganja dibabat dan dibakar.

Pemusnahan ladang ganja pada kawasan curam tersebut melibatkan 152 personel. Terdiri dari Polres, Brimob, PM, Satpol PP, Kejaksaan Negeri, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Bea Cukai, serta instansi terkait lainnya di kawasan Mandailing Natal.

Ternyata, tak hanya sampai di situ. Keberadaan ladang ganja di Madina juga pernah menyeruak. Polda Sumut menemukan 8 hektar ladang ganja di wilayah Mandailing Natal.

Personel Polda Sumut menemukan 8 hektar ladang ganja setelah berjalan tujuh jam ke hutan Tor Sihite. Sindikat, makin diyakini, tidak hanya mengirim ganja dari Aceh, tetapi menanamnya di Sumut, khususnya di Madina.

Lalu, apa upaya dilakukan untuk memberantas penyalahgunaan Narkoba di Madina? Kita bisa melihat serangkaian upaya dilakukan. Tapi, cukupkah sampai di situ?

Polisi mengungkap kasus penyalahgunaan Narkoba di Kab. Mandailing Natal. Polisi menangkap dua kurir bersama barang bukti 23 kg ganja siap edar.

“Personel Satnarkoba berhasil mengamankan dua lelaki RG, 18, dan AK, 21,” kata Kapolres Madina AKBP Muhammad Reza Chairul Akbar Sidiq, SIK, SH, MH.

Kemudian, seorang dikabarkan bandar dan tiga pengedar sabu diamankan tim Satres Narkoba Polres Madina di Desa Patiluban Mudik, Kec. Natal.

Kepala Satuan Reserse Narkoba, AKP Irwan, SH, MM beberapa waktu lalu, menjelaskan, selain mengamankan para tersangka, petugas juga mengamankan barang bukti narkoba jenis sabu 13,6 gram.

Kenyataannya, tetap saja mencuat kekhawatiran terhadap masa depan negeri ini, masa depan generasi Madina ke depan. Selain peredaran sabu, bagaimana pula kondisi ladang ganja di Panyabungan Timur?

Mungkin, saran dari grup WA FAM Raja Bangun Nasution, aktivis, pengusaha milenial Madina, mungkin perlu didengar. Untuk Panyabungan Timur, menurut dia, solusinya alih fungsi lahan.

“Untuk langkah pertama, perluas bahu jalan, bangun jalan tembus supaya imej daerah berubah, tidak lagi daerah terisolir. Kira-kira, bisa nggak diusulkan ke Pak Bupati khusus penggunaan dana desa di Panyabungan Timur fokus untuk pertanian dan pemberantasan Narkoba,” ujar Raja.

Meburutnya, menyelesaikan masalah lewat hukum tidak selesai, buktinya sampai detik ini masalah Narkoba tak pernah selesai malah makin menjamur. “Di sinilah perlu politicl will daerah,” kata Raja Bangun Nasution. (irh)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE