KISARAN (Waspada): Aliansi mahasiswa Kab Asahan tergabung Cipayung Plus unjuk rasa di Kantor DPRD Asahan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Selasa (6/9), dan meminta dilakukan evaluasi kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).
Dalam orasi mahasiswa, menyatakan menolak kenaikan harga BBM, karena hal itu bisa menambah kesengsaraan masyarakat, karena secara tidak langsung akan terjadi inflasi dengan naiknya harga kebutuhan masyarakat.
“Kami mahasiswa Asahan bersatu dalam aliansi Cipayung Plus mempertanyakan dan menolak kenaikan harga BBM karena tidak pro rakyat,” jelas salah satu mahasiswa Romans Marbun dalam orasinya.
Mahasiswa juga mempertanyakan terjadinya kelangkaan BBM yang terjadi di Kab Asahan, karena hal itu menambah kesulitan masyarakat dalam menjalankan roda perekonomian.
“Kami menuntut kepada pemerintah pusat untuk melakukan evaluasi kepada BPH Migas karena terjadinya kelangkaan BBM,” kata Romans.
Seharusnya, pemerintah pusat melakukan pembenahan dalam pendistribusian BBM bersubsidi bisa merata terutama di wilayah Kab Asahan, sehingga tidak menambah penderitaan masyarakat.
“Kami datang ke kantor DPRD Asahan untuk mempertanyakan sikap anggota dewan apakah mendukung rakyat atau tidak,” jelas Romans.
Sedangkan Ketua DPRD Asahan Baharuddin Harahap, saat menerima para pengunjuk rasa dan menyatakan mendukung mahasiswa dan akan menyampaikan aspirasi itu ke pemerintah pusat.
“Saya setuju dengan teman-teman (mahasiswa-red), dan tuntutan ini akan kita sampaikan ke pemerintah pusat,” jelas Baharuddin. (a02/a19/a20)
Foto : Ketua DPRD Asahan Baharuddin Harahap, didampingi Dandim 0208/AS Letkol Inf Franki Susanto, Kapolres Asahan AKBP Roman Smaradhana Elhaj, dan Waka Polres Kompol Sri Juliani Siregar, duduk di tanah saat menerima unjuk rasa aliansi mahasiswa Asahan yang tergabung dalam Cipayung Plus tentang penolakan kenaikan harga dan kelangkaan BBM di Asahan. Waspada/Sapriadi