KISARAN (Waspada): Korban dugaan penganiayaan oleh sesama pelatih renang, Asliyani Siregar menerima permintaan maaf tersangka, namun proses hukum tetap berlanjut.
Hal itu diungkapkan suami korban Asliyani Siregar, Habibul Ali Nasir, saat ditemui Waspada.id, di rumah kakaknya saat menjalani perawatan medis di Kec Air Joman, Selasa (6/8). Menurutnya sebagai manusia yang melakukan kesalahan, pihak keluarga menerima maaf dari tersangka, namun dirinya minta proses hukum tetap berlanjut.
“Permintaan maaf kami terima, tapi proses hukum tetap berjalan sebagaimana mestinya,” jelas Habibul.
Habibul juga mengatakan, untuk saat ini kondisi istrinya secara fisik sudah membaik, namun secara psikis (psikologi) masih trauma dan syok atas kejadian tersebut.
“Saat ini masih perawatan dan kami sementara di rumah kakak yang berprofesi bidan di Airjoman, untuk mengantisiapasi hal yang tidak diinginkan,” jelas Habibul.
Habibul juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Asahan dan jajarannya, karena sudah menindaklanjuti laporannya dengan cepat dan mengamankan pelaku.
“Kami berharap proses hukum bisa berjalan sebagaimana mestinya,” jelas Habibul.
Baca juga:
Dua Gaya Rp500 Ribu
Sedangkan JSM saat Press Release di Polres Asahan, menuturkan dirinya meminta maaf kepada Asliyani Siregar beserta keluarga, dan menerangkan bahwa dirinya sudah tiga tahun mengajar di Kolam Renang Hotel Sabty, sedangkan Asliyani baru dua tahun dengan membuat aturan dua gaya dengan harga Rp500 ribu, sedangkan dirinya satu gaya Rp500 ribu dengan kemampuan anak didik bisa berenang sprint hingga setengah kilometer (500 meter).
“Saya sudah klarifikasi dengan ibu Asyani dan suaminya, saya meminta berkomunikasi dan waktu, namun Ibu Asliyani tidak mau, dan hal itu berjalan beberapa bulan. Puncaknya pada Jumat (2/8) anak didik saya mau selesai sprint 25 meter. Namun Ibu Asliyani membariskan anak didiknya di sebelah barat. Disitulah saya komplain dan terjadilah yang viral sekarang ini. Setelah ibu itu dinaikkan di atas kolam atas bantuan penjaga kolam, saya ikut membantu menyadarkannya baru saya menjauh,” jelas JSM.
JSM juga meminta maaf kepada korban, karena perbuatannya khilaf dan dibakar emosi sesaat.
“Saya minta maaf, karena perempuan adalah mamak saya, perempuan adalah istri saya, dan perempuan adalah saudara saya. Inilah yang bisa saya bilang, semoga bapak yang melihat ini boleh mendoakan kami supaya kami bisa berdamai, terima kasih,” ujar JSM sambil menangis. (a02/a19/a20).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.