BESITANG (Waspada): Tempat maksiat berupa warung esek-esek yang selama ini bebas beroperasi di Desa Bukit Selamat, Kec. Besitang, harus segera diseterilkan apalagi saat ini akan memasuki bulan suci Ramadan.
Tidak hanya warung prostitusi, tapi umat Islam yang tinggal di perbatasan provinsi Sumut-Aceh ini juga meminta kepada aparat terkait untuk menertibkan tempat hiburan karaoke yang terindikasi beraroma maksiat.
Ketua MUI Kec. Besitang, Ismail Siregar, saat ditemui Waspada di Masjid Raya Besitang, Senin (26/2), dengan tegas meminta lokasi-lokasi maksiat yang tersebar di Besitang agar segera ditertibkan.
Bukan hanya karena memasuki bulan suci Ramadan, tapi Ketua MUI meminta upaya pertiban dilakukan secara permanen, karena lokasi maksiat ini banyak mudaratnya bagi kalangan generasi muda.
“Terkait dengan masalah ini, saya tadi sudah berkoordinasi dengan unsur Forkopimcam,” tandas Ketua MUI yang saat itu didampingi oleh Sekretaris MUI Kec. Besitang Endang Ramadani.
Menurut warga, warung esek-esek yang menyediakan wanita pekerja seks komersial (PSK) sejak lama beroperasi di kawasan Desa Bukit Sealamat. Meski sudah berulang kali ditertibkan, tapi bisnis haram ini masih tetap survive.
Semasa Bupati Langkat dijabat Zulfirman Siregar, ratusan warung prostitusi dibakar. Ketika itu, aparatur pemerintah bergabung dengan kekuatan massa. Kemudian, masa Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, warung maksiat ini dihancurkan dengan ekskavator.
Namun, usaha yang gampang mendatangkan pulus ini tetap saja tumbuh, meskipun secara kuantitas jumlahnya berkurang. Praktik usaha menyimpang dari norma adat dan agama ini tetap saja hidup, apalagi semasa Plt Bupati Langkat Syah Afanddin praktis tidak ada melakukan tindakan represif.
Untuk membersihkan bumi Langkat dari bisnis patologis yang dapt merusak akhlak generasi muda, warga minta Pj Bupati Langkat Faisal Hasrimy agar bertindak tegas. Keberanian moral orang nomor satu di bumi Langkat ini ditunggu masyarakat. (a10)