Scroll Untuk Membaca

Sumut

Kerusakan Jalan Siuhom Susahkan Warga

Kondisi Jalan Sisundung yang mengalami kerusakan, sehingga pengangkutan yang digunaka hanya kendaraan roda dua.(Waspada/Syarif Ali Usman)
Kondisi Jalan Sisundung yang mengalami kerusakan, sehingga pengangkutan yang digunaka hanya kendaraan roda dua.(Waspada/Syarif Ali Usman)

TAPSEL (Waspada): Kerusakan parah ruas jalan kabupaten di Desa Siuhom dan desa lainnya, Kecamatan Angkola Barat di Wilayah Parsalakan, Kabupaten Tapanuli memprihatinkan dan menyusahkan warga utamanya petani salak.

Kerusakan jalan tersebut menyebabkan biaya pengangkutan hasil pertanian berupa buah salak dan karet menjadi sangat mahal, karena kendaraan pengangkut hasil pertanian yang ada hanya kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat gardan dua (4×4).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kerusakan Jalan Siuhom Susahkan Warga

IKLAN

Pantauan Waspada.id, Selasa (9/5) ruas Jalan Sisundung yang baik dan mulus hanya sekira 2 Km. Kemudian dari ujung aspal hingga ke Desa Sisundung ataupun juga disebut Siramerama dan Desa Martolu merupakan jalan rusak yang sangat sulit dilalui meski dengan kendaraan roda dua.

Saat melewati jalan rusak tersebut, tak jarang terlihat kendaraan roda dua yang mengalami kerusakan berupa putus rantai hingga kendaraan rusak tersebut ditinggal sementara pemiliknya untuk membelikan onderdil pengganti ke Pasar Pekan Sitinjak maupun ke Padangsidimpuan.

Kerusakan Jalan Siuhom Susahkan Warga

Informasi yang dihimpun di Dusun Adian Nauli menyebutkan jalan Sisundung di dusun tersebut mempunyai persimpangan, dimana salah satu simpangnya yang mengarah ke kanan menuju Desa Paten, Desa Parluasan, Desa Tanggabatu, Desa Sukamaju dan Desa Kapalan yang berjarak sekira 10 km dan masih jalan tanah dan sebagian sudah dionderlagh.

Hal yang sama juga bila dari Dusun Adian Nauli menuju Desa Siuhom dan Desa Martolu. Untuk musim hujan seperti saat ini jalan tersebut sangat sulit dilewati karena tanjakan maupun turunan pada badan jalan tersebut cukup sulit dilewati akibat kerusakan badan jalan bercampur dengan lumpur yang licin.

Kondisi Jalan Sisundung yang mengalami kerusakan tersebut ujar Oloan Sihotang, 32, bersama Laoli 65 tahun, warga Adian Nauli, sudah 20 tahun lebih. Adapun perbaikan yang dilaksanakan Pemerintah hanya untuk menutupI kerusakan jalan dengan kondisi rusak parah dan sudah sangat sulit dilintasi.

Selain mempersulit warga, kerusakan jalan tersebut juga menyebabkan sejumlah kebun salak sudah ditinggalkan pemiliknya akibat monyet yang saat ini sedang mengganas.

“Kerusakan jalan menyebalkan petani sulit ke kebun untuk menjaga tanaman salak dari hama kera dan monyet yang mengganas saat ini,” ujar Sihotang bersama warga lainnya.

Kata mereka kebun salak yang ditinggal pemiliknya tersebut menyebabkan menurunnya hasil panen salak secara keseluruhan dan juga saat ini belum musim panen besar salak.

Sebelumnya, ujar Sihotang, sedikitnya seribu karung lebih perharinya buah salak diangkut dari Jalan Siuhom tersebut namun kini diperkirakan hanya 1000 karung perminggunya. Sedangkan hasil pertanian berupa karet masih tetap sekira tiga ton perminggu.

Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, Pemprovsu dan pemerintah pusat memperhatikan kondisi Jalan Siuhom tersebut. Kata mereka bila jalan itu diperbaiki hingga sempurna, perekonomian di wilayah itu akan segera bangkit dan terlepas dari keterpurukan, karena setiap jengkal tanah di daerah tersebut subur untuk kebun buah salak.(a31)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE