Scroll Untuk Membaca

PendidikanSumut

Kepala Smanju Binjai Angkat Bicara Soal Aksi Pelajar

Kepala Smanju Binjai foto bersama dengan para pelajar yang melakukan aksi setelah memberi penjelasan atas tuntutan mereka. (Waspada/ist)
Kepala Smanju Binjai foto bersama dengan para pelajar yang melakukan aksi setelah memberi penjelasan atas tuntutan mereka. (Waspada/ist)

BINJAI (Waspada) : Kepala Sekolah SMA Negeri 7 (Smanju), Khaidir, menjelaskan persoalan aksi pelajar yang sempat viral di media sosial.

Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/11), Khaidir menjelaskan, faktor utama aksi kemarin akibat keberatan pelajar dengan razia HP yang dilakukan pihak sekolah. “Razia itu kami lakukan dua pekan lalu dan pada Senin kemarin,” ungkapnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kepala Smanju Binjai Angkat Bicara Soal Aksi Pelajar

IKLAN

Dari razia itu, kata Khaidir, ditemukan hal-hal negatif di dalam HP sejumlah pelajar. “Setiap HP yang kedapatan di dalamnya hal-hal negatif kita tahan. Kita undang orang tuanya agar langsung mendapatkan nasihat. Jadi masalah ini sebagian pelajar tidak terima dan akhirnya melakukan aksi,” terangnya.

Baca juga:

Terkait persoalan KIP, pengutipan acara 17 Agustus, transparansi BOS, dan SPP, semua itu rentetan dan sudah dijelaskan kepada para pelajar yang melakukan aksi. “KIP itu kan uangnya tidak dari sekolah. Mungkin yang belum cair bisa saja belum masuk atau masih menunggu proses validasi,” urainya.

“Terkait dana BOS sudah jelas ada Juknisnya. Kenaikan SPP juga di musyawarahkan bersama Komite dan itu ada aturannya. Sekarang SPP Rp50 ribu dan ada juga yang Rp30 ribu,” tambahnya.

Untuk kutipan 17 Agustus, sambung Khaidir, tidak dilakukan oleh pihak sekolah, melainkan atas dasar kemauan panitia. “Panitianya pelajar, mereka yang mau buat kegiatan, mereka yang kutip, dan mereka pelaksana semua. Siapa yang mau kita salahkan, kok mereka pula yang demo,” cetusnya.

Soal sarana sekolah, lanjut Khaidir, kursi dan meja yang rusak selalu diperbaiki. Tetapi terus mengalami kerusakan akibat pelajar yang tidak ikut menjaga. “Sama seperti plafon, jebol akibat anak-anak ini main bola di dalam kelas,” pungkasnya.

Meski begitu, sambungnya, persoalan yang terjadi sudah selesai. Intinya, pelajar yang melakukan aksi hanya salah paham. “Udah gak ada masalah lagi. Itu hanya selisih paham. Lagian saat aksi kemarin, pelajarnya hanya sedikit. Tampak banyak karena yang lain pada ikut melihat,” imbuhnya.

Disoal NIP miliknya yang diduga diubah agar masih dapat berdinas, Khaidir mengakui hal tersebut juga sudah diselesaikan. “Itu kesalahan pihak dinas. Kemarin sudah dijelaskan oleh dinas dan tidak ada masalah lagi soal itu,” tutupnya. (a34)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE