KREATIFIVITAS pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), memang pantas dikasih jempol. Inovasi juga sangat dibutuhkan di tengah pasar yang semakin kompetitif.
Adalah Inisoya, satu UMKM di Jalan Sei Mati, Lingk. III, Paya Mabar, Stabat, Kab. Langkat. Dengan mengandalkan kreativitas dan inovasi, mereka ‘menyulap’ kedelai menjadi dolol, susu dan kerupuk.Bagaimana caranya?
Kendati dihantam badai covid-19, Inisoya tetap bertahan, di tengah kondisi sebagian UMKM sudah gulung tikar. Inilah saatnya, bangkit dari keterpurukan.

“Sebelum covid-19, kita memproduksi kedelai 40-50 kg, sekarang 1 kg. Sebelumnya, tenaga kerja 40 orang, sekarang 5 pekerja. Kita harus bangkit, harus tetap semangat,” ujar Suprayetno, pemilik Inisoya, dalam acara Gebyar Gerakan Nasional Revolusi Mental di alun-alun T Amir Hamzah, Stabat, Langkat, Rabu (27/12).
Inisoya, memulai usaha ini 2004, tapi baru mulai dikenal masyarakat 2010. “Saat itu, kita diundang menghadiri temu bisnis di satu hotel di Bandung, dihadiri 700 UMKM se-Indonesia,” ujar Suprayetno.
Dijekaskannya, Inisoya juga pernah didatangi Konjen India untuk melihat proses produksi kedelai menjadi dolol, susu dan kerupuk.



Dari awal, kata Suprayetno, Inisoya terus memupuk kreativitas dan inovasi. Modal inilah yang membawanya ke mana-mana, memperkenalkan produk berbahan baku kedelai.
“Alhamdulillah, sudah 44 kali saya naik pesawat, gratis, ke Batam, Bogor, Surabaya, Bandung, Jakarta dan lain-lain,” ujarnya.
Suprayetno optimis, UMKM akan benar-benar bangkit dan mengejar kejayaan UMKM, dengan cara motivasi tinggi dan bantuan pemerintah.
Selain Inisoya, produk lain memamerkan aneka produk di acara Gerakan Nasional Revolusi Mental 27-28 Desember 2022, antara kain: Forda UKM, Workshop Bonsai, Kentang Goreng ‘Enak Kalee’ dan Zona Teler dan stand organisasi perangkat daerah (OPD). Mari…
WASPADA.id/Irham Hagabean Nasution