P.SIDIMPUAN (Waspada) : Kepala Puskesmas (Kapus) Labuhan Rasoki, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Nurhasanah Nasution S.Kep, NS, MKM beri pencerahan dan edukasi kepada warga Desa Labuhan Labo, Padangsidimpuan agar peduli terhadap pencegahan dan penanggulangan stunting.
Edukasi terhadap warga Desa Labuhan Labo, untuk peduli stunting tersebut diberikan Nurhasanah Nasution S.Kep, NS, MKM saat menjadi salah satu pemateri pada acara Sosialisasi Stunting yang digelar Pemerintah Desa Labuhan Labo di Aula Desa Labuhan Labo Selasa (27/2).
Kades Labuhan Labo, Hadi Santoso, mengatakan selain menghadirkan Kapus Labuhan Rasoki sebagai pemateri, pihaknya juga menghadirkan dan Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Nopiana Lepi, SE serta Lisbert dari petugas TP Gizi dan Pauzi S.Gz dari Satgas Stunting BKKBN Sumut sebagai Nara sumber.
Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan stunting itu juga dihadiri Bhabinkamtibmas Aipda P.Baringbing Tampubolon dan Babinsa Serka Ali. Peserta sosialisasi terdiri dari ibu hamil, ibu yang memiliki anak balita, remaja usia calon pengantin, Bidan Desa, Kader KB dan PKK.
Hadi Santoso menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting sebab merupakan program nasional.”Sosialisasi pencegahan stunting sangat penting. Kegiatan kita hari ini diawali dengan Rembug Stuntibg.Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi stunting bagi warga,” katanya.
Kapus Labuhan Rasoki, Nurhasanah Nasution S.Kep, NS, MKM mengatakan pencegahan stunting dapat berhasil jika masyarakat dapat memahami bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi stunting pada anak.”Terdapat tiga komponen utama penanggulangan stunting yakni pola asuh, pola makan yang teratur serta air bersih dan sanitasi yang baik.” tuturnya.
Menurutnya pencegahan dan penanggulangan stunting dapat berhasil jika masyarakat dapat memahami bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi stunting pada anak.” Di Labuhan Labo, angka Stunting tergolong tinggi. Dari 120 anak yang di entri, tercatat 18 diantaranya stunting,” ucap Nurhasanah.
Ciri anak yang stunting antara lain yakni memiliki tubuh yang pendek dari standard tinggi badan anak seusianya, berat badan yang lebih ringan dari standard anak seusianya, pertumbuhan tulang kambat dan mudah terserang penyakit.”Pencegahan stunting dimulai dari usia calon pengantin,” paparnya
Nurhasanah menegaskan bahwa stunting dapat dicegah dan bukan hal yang memalukan sehingga orang tua yang anaknya yang dikategorikan stunting tidak perlu malu.”Stunting itu dapat dicegah, jadi jangan malu, jika anak dibilang stunting,” ujar Kapus Labuhan Rasoki.

Koordinator KB Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Nopiana Lepi, SE mengungkapkan salah satu penyebab stunting termasuk pernikahan dini.” Pernikahan dini dapat disebabkan akibat pengaruh lingkungan, ekonomi dan orang tua,” ungkapnya.
Nopiana Lepi menjelaskan bahwa Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada anak sejak lahir sampai berusia 2 tahun sangat efektif untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.”ASI eksklusif sangat efektif cegah stunting,” katanya.
Pauzi S.Gz dari Satgas Stunting BKKBN Sumut juga menjelaskan peran masyarakat menjadi tolak ukur pertama dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.Menurutnya orang yang ukurannya pendek belum tentu stunting, tapi anak yang dikategorikan stunting pasti pendek.(a39)