Kapal Besar ‘Merdeka Belajar’ Sudah Arungi Seluruh Pulau Indonesia

  • Bagikan

TANJUNGBALAI (Waspada): Kurikulum Merdeka Belajar sejak tiga tahun lalu sudah diterapkan di lebih dari seratus empat puluh ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

“Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita harus melautkan kapal besar bernama ‘Merdeka Belajar’ yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia,” kata Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim dalam pidatonya saat peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dibacakan KPLP Lapas Kelas II B Tanjungbalai, Monang Saragih, Jumat (13/5).

Selama dua tahun terakhir ujar Nadiem, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi bersama yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa Indonesia dapat mengatasinya.
Hari ini ucap Nadiem, terbukti bahwa Indonesia jauh lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu, dan tidak takut untuk mencoba. Tidak hanya mampu melewati, tapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan.

Kurikulum merdeka yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi paparnya, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Kini kurikulum merdeka sudah diterapkan di ratusan ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan. Anak-anak juga tidak perlu khawatir dengan tes kelulusan karena Assessmen Nasional yang sekarang tidak bertujuan untuk menghukum guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar, supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan (perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi).

“Semangat yang sama juga sudah kita dengar dari para seniman dan pelaku budaya yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi, dengan lebih merdeka,” ungkap Nadiem.

Itu semua berkat kegigihan untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya sekarang, tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi untuk terus menggalakkan pemajuan kebudayaan.

Semua perubahan positif yang diusung bersama ini sebutnya, tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20. Tahun ini Indonesia membuktikan diri bahwa tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia.

Langkah hari ini sudah semakin serentak, laju sudah semakin cepat, namun belum sampai di garis akhir. Maka tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak. Kedepan masih akan ada angin kencang dan ombak yang jauh lebih besar serta rintangan yang jauh lebih tinggi dan kita akan terus memegang komando memimpin pemulihan bersama bergerak untuk merdeka belajar.

“Selamat Hari Pendidikan Nasional,” tutup Nadiem. Peringatan Hardiknas di Lapas Kelas II B Tanjungbalai berlangsung dengan khidmat diwarnai pemilihan kostum nuansa adat lokal oleh pembina upacara. (A21/a22)

Keterangan foto: KPLP Lapas Kelas II B Tanjungbalai, Monang Saragih dengan nuansa pakaian adat lokal sebagai pembina upacara pada Peringatan Hardiknas. Waspada/Rasudin Sihotang

  • Bagikan