GOMO, Nisel (Waspada): Sudah seminggu peristiwa putusnya jalan yang menghubungkan Kecamatan Gomo di Desa Hilianaa menuju Kecamatan Boronadu putus total akibat terjangan banjir dari Sungai Gomo, namun hingga saat ini belum ada penanganan secara darurat dari Pemerintah Kabupaten Nias Selatan untuk memulihkan akses trasportasi di ruas jalan tersebut.
Banjir yang terjadi pada Minggu (15/10) akibat curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan jalan penghubung satu satunya dari Kecamatan Gomo di Desa Hilianaa menuju Kecamatan Boronadu putus total sepanjang 50 meter akibat terjangan banjir.
Pada peristiwa itu, satu unit rumah tak berpenghuni milik Syahriel Nduru hanyut terseret bajnir. Sedangkan satu unit rumah lainnya milik Maniati Hulu saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan karena longsor tebing Sungai Gomo sudah sampai di depan teras rumahnya. Jika hal ini tidak segera ditangani rumah Maniati Hulu juga terancam ambruk karena arus sungai terus mengikis tanah yang ada di bawah pondasi rumahnya.

Akibat jalan yang putus tersebut warga yang dari 12 desa di Kecamatan Boronadu terisolir. Aktivitas masyarakat jadi terganggu termasuk melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Pasca terputusnya jalan di Desa Hilianaa tersebut, Wakil Bupati Nias Selatan, Firman Giawa didampingi Dinas PUPR dan BPBD telah turun meninjau langsung lokasi jalan yang putus.
Firman Giawa pada kunjungannya tersebut menyampaikan Pemkab Nias Selatan akan segera menangani jalan tersebut dengan pembangunan bronjong dan menormalisasi Sungai Gomo.
Karena belum adanya penanganan darurat dari pemerintah setempat, guna menghindari resiko semakin bertambah longsornya tebing Sungai Gomo yang mengancam ambruknya rumah warga, pemerintah Desa Hilianaa bersama beberapa Kepala Desa dari Kecamatan Boronadu, pemuda, siswa SMK dan SMA dan elemen masyarakat lainnya pada Sabtu (21/10) secara bersama sama melakukan gotong royong untuk membuat jalan alternatif membelah aliran Sungai Gomo dengan menyusun batu dan karung berisi pasir sehingga terjangan arus sungai berkurang pada tebing sungai yang sudah kian longsor.

Kades Hilianaa Gomo, Yurmin Telaumbanua saat dikonfirmasi Waspada, Sabtu (21/10) mengatakan sembari menunggu datangnya alat berat (excavator ) yang dijanjikan oleh Wabup Nisel Firman Giawa saat meninjau lokasi pada hari Senin (21/10) lalu, Kepala Desa Hilianaa,Balohili, aparat desa, pemuda Kecamatan Boronadu, para guru serta siswa SMK dan SMA, melaksanakan gotong royong dengan melakukan pengalihan sebagian aliran sungai agar berkurang terjangan aliran sungai ke rumah warga..
“Benar bang, hari ini dengan inisiatif kita bersama melaksanakan gotong royong dengan menggunakan alat seadanya, linggis, sekop dan cangkul. Dengan tujuan aliran sungai kita bagi supaya tidak satu arah,” ujar Yurmin.
Atas kerja sama yang tak kenal lelah warga dan pemuda Boronadu, serta para guru, siswa dan pendukung lainnya, akhirnya aliran Sungai Gomo khususnya di Dusun I Desa Hilianaa Gomo sudah terbagi dua.
Masyarakat berharap kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan agar segera melakukan penanganan sementara minimal pemancangan batang kelapa dan pengalihan aliran sungai menggunakan alat berat guna menahan terjangan air sungan ke tebing tanah yang sudah mengancam rumah warga. (a26/chbg)