PEMATANGSIANTAR (Waspada): Inflasi Kota Pematangsiantar tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,37 persen (mtm) pada November 2023 berbanding periode sebelumnya yang mengalami deflasi -0,15 persen (mtm).
“Kondisi itu terjadi sesuai pola tahunannya yakni peningkatan tekanan inflasi menjelang akhir tahun,” sebut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar Muqorobin melalui Asisten Direktur Abdul Haris, Sabtu (2/12).
Meskipun demikian, kondisi inflasi tahunan dan tahun berjalan di Pematangsiantar masih berada di level yang terjaga yakni masing-masing 3,37 persen (yoy) dan 1,73 persen (ytd).
Komoditas bahan makanan seperti cabai merah, beras dan bawang merah menjadi penyebab utama meningkatnya tekanan inflasi Pematangsiantar pada November 2023.
“Telah berlalunya panen cabai merah dan bawang merah menyebabkan terbatasnya jumlah pasokan komoditas itu, hingga mendorong terjadinya peningkatan tekanan harga masing-masing 50,50 persen (mtm) dan 22,48 persen (mtm),” imbuh Haris.
Kondisi itu memberikan andil yang cukup tinggi terhadap capaian inflasi di Pematangsiantar yakni 0,40 persen untuk cabai merah dan 0,09 persen untuk bawang merah.
Selain itu, harga beras kembali mengalami peningkatan yang berlangsung sejak April 2023. Rata-rata harga gabah di tingkat petani dan penggilingan yang masih tinggi di Sumut menjadi salah satu faktor penyebab persistensi tekanan inflasi beras sepanjang 2023.
Kemudian, harga pembelian di tingkat penggilingan yang berada di atas harga pembeian pemerintah menyebabkan serapan dan pengendalian harga beras tidak dapat berjalan maksimal.
Namun, tekanan inflasi yang terjadi pada November 2023 dapat sedikit tertahan dari terjadinya deflasi beberapa komoditas seperti daging ayam ras -15,01 persen (mtm), ikan dencis -16,59 persen (mtm) dan tomat -24,26 persen (mtm) dengan dukungan ketersediaan pasokan yang memadai.
Meskipun inflasi Pematangsiantar masih berada di dalam level yang terjaga, potensi inflasi prakiraannya meningkat pada periode mendatang. Seperti pola sebelumnya, pelaksanaan Natal dan Tahun Baru prakiraannya dapat mendorong terjadinya peningkatan permintaan masyarakat.
Kondisi itu berdampak pada meningkatnya harga komoditas-komoditas utama dan untuk mengantisipasinya beberapa upaya akan terlaksana seperti pelaksanaan High Level Meeting untuk penetapan pengendalian strategi inflasi, pelaksanaan sosialisasi belanja bijak dan operasi pasar untuk pengendalian harga di Pematangsiantar.(a28)