MEDAN (Waspada): Mangrove berasal dari kata mangal, berarti komunitas tumbuhan. Mangrove berasal dari kata mangro yang merupakan nama umum Rhizophora mangle di Suriname. Mangrove berasal dari kata mango (Portugis) dan dan grove (Inggris) sebagai hutan pantai yang airnya naik pada saat air pasang dan turun pada saat air surut.
Mangrove ditemukan di daerah pesisir tropis dan subtropis di seluruh dunia. Sebanyak 181.000 kilometer persegi hutan bakau tersebar di seluruh dunia, namun berkurang menjadi 150.000 km2 dari 102 negara. Hngga kini, tercatat hanya 10 negara yang memiliki lebih dari 5.000 kilometer persegi hutan bakau.
Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Sumatera Utara (USU) bekerjasama dengan LPPM USU, PUI Mangrove dan Kamar Dagang Industri (Kadin) Sumut melaksanakan program Tanam Mangrove Merdeka, di Dusun Tanjung Beringin, Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Minggu (3/9).
Adapun tanamannya terdiri atas 50.000 bibit mangrove, dengan rincian tanam perdana sebesar 5.000 bibit.
Peserta yang hadir berasal dari pengurus IKA USU, mahasiswa/i dari Fakultas Kehutanan USU, Fakultas Pertanian USU, Polbangtan Medan, Pascasarjana PSL USU, siswa Sekolah Alam, dosen dari Desa Binaan LPPM USU, PUI USU, pengurus IKA USU serta Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Sergai, dengan jumlah sekitar 130 orang.
Kegiatan ini dikoordinasi oleh Ketua Panitia Pelaksana, Dr. Ir. Erwin Nyak Akoeb, M.S dan Sekretaris pelaksana Masrizal Saraan, S.Hut, M.Si.
Ketua IKA USU, Dr.Ir.T.Erry Nuriadi, M.Si mendeskripsikan mangrove sebagai pohon tropis yang tumbuh subur dalam kondisi yang tidak dapat ditoleransi — sebagian besar kayunya bersifat asin, perairannya yang pesisir, dan pasang surut.
Berkat kemampuannya menyimpan karbon dalam jumlah besar, bakau adalah senjata utama dalam perang melawan perubahan iklim, tetapi terancam di seluruh dunia.
Dengan melindungi hutan bakau, kita dapat membantu melindungi masa depan planet kita.
Selanjutnya dia berharap kegiatan tanam mangrove sebagai langkah awal dan uji coba akan dilanjutkan pada dua sesi mendatang.
Tim berfoto sàat melaksanakan program Tanam Mangrove Merdeka, di Dusun Tanjung Beringin, Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Minggu (3/9).Waspada/ist
Lindungi Garis Pantai
Zulham Hasibuan sebagai Ketua Kelompok Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Sergai menyampaikan mangrove berfungsi melindungi garis pantai, habitat tumbuhan dan hewan, penyimpanan karbon, penyerap polutan dan sumber bahan bakar dan makanan yang mendukung ketahanan pangan di Sergai.
Di samping itu, Zulham mengharapkan USU tetap bekerjasama ke depannya dalam bentuk pengolahan ikan, kepiting, kerang, dan rumput laut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketua LPPM USU, Prof. Dr. Tulus Vor.Dipl.Math., M.Si., Ph.D. mendukung aktivitas penanaman mangrove Pengabdian Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, yang dilakukan Prof.Mohammad Basyuni, S.Hut, M.Si, Ph.D dan Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D.
Mereka bermitra dengan masyarakat di Dusun Tanjung Beringin, Desa Bagan Kuala, Sergai menginisiasi budidaya lebah kelulut (trigona sp), dengan tes isap deteksi rasa madu dalam sarang lebah kelulut yang dilakukan Ketua IKA USU, Kadin Sumut, mitra, dan masyarakat.
Hal ini bertujuan meningkatkan pendapatan keluarga nelayan dalam mendukung kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Semoga kerja nyata ini menjadikan IKA USU dekat di hati masyarakat, peka dan berinisiatif mencari solusi atas permasalahan di masyarakat. IKA USU Sumatera Utara, “Jaya….jaya…jaya…Nelayan sejahtera.”(cpb/rel)