BESITANG (Waspada): Seorang oknum guru matematika di SMP Negeri 1 Besitang diduga memberikan hukuman dengan melakukan tindakan fisik yang tak wajar terhadap empat orang siswa/i Kelas VIII, Kamis (19/1).
Ketiga siswa, FW, 14, FA, ER, 14, mengaku dihukum karena tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh oknum guru. Meski tak sampai menyebabkan cedera serius, tapi tindakan oknum guru ini membuat wali murid tersulut.
Tak terima atas tindakan oknum guru yang dianggap tidak mendidik ini, para orang tua siswa, yakni Leni Yanti, Erlina, Eleni, dan Rahmah, Jumat (20/1), mendatangi pihak sekolah guna mempertanyakan masalah ini.
Pada saat yang sama, wartawan Waspada begitu menerima pengaduan wali murid langsung datang ke SMPN 1 dengan tujuan hendak melakukan konfirmasi terkait masalah dugaan adanya unsur kekerasan di sekolah.
Namun, sambutan Wakil Kepala Sekolah, Ida, ketika itu tidak simpatik. Meskipun sudah dijelaskan identitas media dan keperluan ingin konfirmasi terkait kasus adanya kekerasan fisik, namun ia mengusir kehadiran Wasapda.
“Ini wilayah kami, silahkan anda ke luar dari sini,” katanya menolak kehadiran wartawan yang ingin mendapatkan konfirmasi dari oknum guru matematika yang diduga telah melakukan kekerasan fisik terhadap siswa/i.
Tak lama berselang, para wali murid datang memasuki ruangan. Di sini sempat terjadi dialog yang memanas. Para orang tua murid merasa sangat keberatan karena anak mereka terkesan diperlakukan tidak manusiawi.
Erlina, salah seorang wali murid dengan tegas mengatakan, ia sangat keberatan atas perlakukan oknum guru bersangkutan. “Kami tak terima anak kami diperlakukan seperti itu,” kata ibu dari empat orang anak itu.
Kalau pun mereka (anak) bersalah karena tidak mengerjakan tugas, katanya, maka berilah hukuman yang mendidik, bukan harus dengan memberikan hukuman fisik, karena ini sudah tidak zamannya lagi.
Pernyataan senda juga disampaikan Heleni. Ibu dari satu orang anak ini mengaku tidak terima puteranya disuruh bersujud, kemudian punggungnya ditekan dengan dengkul sang guru. Tindakan kasar seperti ini menurutnya dapat merusak mental anaknya.
Wakil Kepala Sekolah, Ida, pada pertemuan itu berharap masalah ini menjadi pelajaran, baik bagi murid mau pun guru. “Mungkin Bapak ini silap. Jadikan ini pembelajaran bagi kalian dan Pak Gru,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, oknum guru Ys meminta maaf atas perbuatannya dan para wali murid pun telah memaaf tindakan sang guru. Seusai pertemuan, para wali murid dan guru tampak bersalaman. (a10)