Scroll Untuk Membaca

Sumut

‘Gugat’ CSR Perusahaan
Bergema Di Pantai Barat

Jalan Dibiarkan Hancur Seperti Sawah

Akses jalan Sinunukan-Simpangnunur, Kec. Rantobaik, Kec. Mandailing Natal, dibiarkan hancur lebur. Adakah CSR tersalur ke sini? Waspada.id/dok
Akses jalan Sinunukan-Simpangnunur, Kec. Rantobaik, Kec. Mandailing Natal, dibiarkan hancur lebur. Adakah CSR tersalur ke sini? Waspada.id/dok
Kecil Besar
14px

PANYABUNGAN (Waspada): Mencuat semacam ‘gugatan’, sejauhmana tanggungjawab sosial perusahaan di Pantai Barat. Gugatan pun makin bergema.

'Gugat' CSR Perusahaan<br>Bergema Di Pantai Barat
H.A. Yasyir Ridho Loebis, SH, ST, MSP, mantan Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara. Waspada.id/dok

“Bagaimana kontribusi perusahaan kepada masyarakat di Pantai Barat? Apa yang mereka perbuat untuk masyarakat sekitar, setelah bertahun-tahun mengeruk keuntungan bumi Pantai Barat,” ujar H. A. Yasyir Ridho Loebis, SH, ST, MSP.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

'Gugat' CSR Perusahaan<br>Bergema Di Pantai Barat

IKLAN

Pernyataan ‘menggugat’ ini disampaikan mantan Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara menjawab waspada.id dan beritasore.co.id melalui sambungan telepon seluler, Rabu (14/12) malam.

Tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR), adalah suatu konsep sosial, yang harus dimiliki perusahaan. Perusahaan juga memiliki tanggungjawab terhadap masyarakat, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek kegiatan perusahaan.

“Nah, pertanyaannya, dampak sosial apa yang sudah mereka lakukan? Apa yang sudah mereka berikan kepada masyarakat melalui dana CSR mereka miliki dan wajib diberikan kepada masyarakat…?,” ujarnya.

Sejatinya, lanjut Yasyir Ridho, perusahaan harus memprioritaskan masyarakat di lingkungan tempat usahanya berada sebagai tempat menyalurkan CSR-nya, sehingga keberadaan perusahaan itu membawa kemaslahatan bagi warga sekitar.

“Pertanyaanya, adakah CSR itu disalurkan? Kemana CSR itu tersalur,,,? Kenapa mayarakat Pantai Barat sepertinya tidak merasakan adanya manfaat dari CSR itu, atau lebih parah lagi sepertinya tidak merasakan adanya manfaat dari begitu banyaknya perusahan terhadap pembangunan masyarakat, baik secara fisik maupun SDM-nya,” ujar politisi Partai Golkar.

'Gugat' CSR Perusahaan<br>Bergema Di Pantai Barat

Putra Pantai Barat ini mengaku miris melihat kondisi masyarakat saat ini, termasuk jalan dibiarkan tak terurus.

“Coba tanya, masyarakat butuhkah mereka terhadap jalan itu???? Kalau tidak butuh, itu jadi mubazir. Kan Lebih baik jalan-jalan yang tidak dibutuhkan masyarakat dijadikan sawah atau kebun untuk masyarakat,” ujarnya.

Yasyir Ridho Loebis mengungkapkan, kalaulah jalan itu sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat!!! “Kenapa tidak dijadikan prioritas?”

“Soal pemekaran Pantai Barat, setuju banget. Tujuan pemekaran, seharusnya dalam rangka menyejahterahkan masyarakat, sekaligus memotong jarak atau lebih mendekatkan pemerintah untuk melayani masyarakatnya. Jadi, apa lagi?” ujar Yasyir Ridho Loebis. (irh)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE