MADINA (Waspada) : Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi melakukan safari kerjanya ke Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Selasa,(11/10).
Setibanya di Kabupaten Madina, Gubsu beserta rombongan langsung bertolak menuju desa Bangkelang dan melakukan berbagai kegiatan di desa Bangkelang termasuk melakukan temu ramah dengan para tokoh adat desa Bankelang. Agenda Edy ke Bumi Gordang Sambilan juga untuk mengecek rumah sakit dan kesiapan merawat masyarakat dengan pelayanan terbaik.

Kunjungan Gubernur Sumut turut didampingi Ketua TP PKK Provinsi Sumut Ny. Nawal Lubis, Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution, Kadis PU Sumut, dan Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis.
Dalam sambutannya dihadapan masyarakat Bangkelang, Edy mengajak agar penduduk desa Bangkelang menjaga alam terutama sungai. Menurut Edy, Madina bagaikan surga kecil yang diberikan Allah dengan kemakmuran dan kekayaan alamnya. Namun, Gubernur Sumut itu bingung mengapa masih banyak masyarakat di pinggiran sungai yang tidak makmur.
“Saya sudah dua kali kesini. Madina itu sudah seperti surga kecil yang diberikan Allah kepada Kabupaten ini, tapi kenapa kita yang disini saya liat belum bisa memenuhi standard yang layak, ada apa ini, saya rasa ini perlu diperhatikan oleh kita semua” terangnya.
Saat jalan pagi di desa Bangkelang, Edy kagum akan kekayaan alam yang membuatnya betah di tempat itu. Edy mengajak tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat melakukan perubahan yang bermanfaat bagi kemaslahatan ummat. Mengenai kerusakan alam akibat tambang, Edy akan tegas menanganinya.
“Hentikan tambang dan biarkan alam tetap indah. Kalau sudah ada tambang ini sungai akan tercemar. Berapa tahun tambang disini tidak ada yang kaya. Kecuali nanti diambil alih resmi oleh pemerintah kita tinggal bicara apa yang diberikan pada rakyat,” lanjutnya.
Edy mengatakan akan memaparkan data mengenai tambang yang tidak terkendali dan berakibat merusak alam.
“Ayolah, saya datang ke tempat pinggir sungai ini karena tak semua provinsi punya sungai jadi bersyukurlah ini berkah Allah. Saya mau Madina menjadi Kabupaten yang makmur, Kabupaten yang bisa mensejahterakan rakyatnya,” kata Edy.
Edy berencana akan mengalihkan kebiasaan masyarakat bertambang ke perkebunan, peternakan, dan perikanan yang akan difasilitasi oleh pemerintah provinsi dan kabupaten. Edy juga perihatin terhadap kondisi kesehatan masyarakat Madina terutama stunting.
“Saya ingin memperlihatkan film ada anak kita yang matanya satu, kepalanya terbelah dua, ada yang separuh kepalanya ada perutnya terbelah. Ini akibat kita salah mengelola, Saya memanggil orang dari luar untuk menggali ini,” pungkas Edy. (Cah)