Scroll Untuk Membaca

Sumut

Go Green Port, Pelindo TBA Dan PLN UP3 Rantau Prapat ULP Tanjungbalai Hadirkan ALMA

Go Green Port, Pelindo TBA Dan PLN UP3 Rantau Prapat ULP Tanjungbalai Hadirkan ALMA
GM PT Pelindo I Cabang Tanjungbalai Asahan, Sprita Tiurdina menandatangani MoU dengan Manager PLN UP3 Rantauprapat, Refa James Simatupang.Waspada/Rasudin Sihotang

TANJUNGBALAI (Waspada) : General Manager PT Pelindo Regional I Cabang Tanjungbalai Asahan, Sprita Tiurdina menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Manager PT PLN UP3 Rantauprapat di Kantor Pelindo TBA, Selasa (21/3).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini terkait rencana PT Pelindo Cabang Tanjungbalai yang akan menerapkan pelabuhan hijau yang ramah lingkungan (go green port). Go green port ini dimulai dengan pengurangan pemakaian bahan bakar minyak di lingkungan pelabuhan menjadi energi berbasis listrik PLN dengan nama produk Anjungan Listrik Mandiri (ALMA).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Go Green Port, Pelindo TBA Dan PLN UP3 Rantau Prapat ULP Tanjungbalai Hadirkan ALMA

IKLAN

GM PT Pelindo Regional I Cabang Tanjungbalai Asahan, Sprita Tiurdina mengatakan, sampai saat ini kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan kelolaan milik Pelindo TBA masih menggunakan mesin diesel untuk kebutuhan lampu, blower, pendingin ruangan, dan kebutuhan listrik lainnya. Tentu hal tersebut membutuhkan biaya yang besar, karena mesin genset beroperasi tanpa henti sebagai sumber energi utama kapal.

Selain harganya yang tinggi karena harus menggunakan BBM jenis industri, penggunaan bahan bakar fosil ini tidak ramah lingkungan sebab menimbulkan gas emisi. Efisiensi pengeluaran untuk operasional kapal saat sandar tentu sangat membantu pemilik baik di sektor perikanan, kapal penumpang, kapal kargo, maupun kapal milik negara untuk kegiatan non komersial seperti Basarnas.

ALMA ujar GM yang akrab disapa Tiur ini, pemanfaatannya akan perdana diterapkan pada kapal Negara untuk kegiatan non komersial milik Basarnas di dermaga yang terletak di Desa Bagan Asahan Kec Tanjungbalai Kab. Asahan. Peresmiannya akan dilakukan pada 1 April 2023 mendatang melayani pelanggan Kapal Basarnas KN SAR Sanjaya.

“Hari ini kami apresiasi respon PLN UP3 Rantau Prapat yang mengakomodir penerapan Green Port di Dermaga Panton Bagan Asahan untuk kapal Negara yang berorientasi pada kegiatan non komersil. Kami melayani calon pelanggan yang akan Go Live per 1 April 2023, untuk kapal BASARNAS perdana, namun tidak terlepas hari ini, program ALMA akan kita terapkan juga di dermaga untuk kegiatan komersial, khususnya untuk ferry penumpang Internasional di Pelabuhan Teluk Nibung dan juga kapal-kapal barang di Dermaga Cargo, sehingga hari ini menjadi tolok ukur, starting point kami untuk berkolaborasi dengan UP3 PLN Rantauprapat,” ucap Tiur.

Tiur berharap keberlanjutan tersebut didukung sinergitas sehingga apa yang menjadi program Kementerian BUMN dapat diterapkan di unit masing masing. Tiur mengaku beruntung, untuk proses instalasi disupport penuh dari Manajemen PLN. PLN ucapnya menyediakan seluruh akomodasi instalasi termasuk ALMA dan gardu JTR.

“Terimakasih atas dukungan penuh PLN dan kedepan hal tersebut dapat berkesinambungan, tidak tertutup kemungkinan untuk Cabang Pelindo lainnya di Regional I khususnya di Pulau Sumatera ini,” ungkap Tiur didampingi Manager Keuangan dan Umum, Khudri Al Akbar dan Manager Bisnis dan Teknik, Wanto.

Sementara, Manager UP3 Rantauprapat Refa James Simatupang menjelaskan, Go Green Port adalah program pemerintah didukung dari produk PLN yaitu ALMA yang disambungkan langsung ke pelabuhan. Sehingga kapal sandar tidak beroperasi boleh menggunakan listrik yang saat ini sudah Green Energy dan bisa diakses langsung.

“Jadi kemudahan ini bertujuan agar penggunaan BBM bisa diminimalisir sehingga energi ramah lingkungan dapat diwujudkan di pelabuhan dan juga kapal,” tutur James didampingi Manajer PLN ULP Tanjungbalai, Patar T.M Siregar, Assistant Manager Niaga dan Pemasaran UP3, Rendi Sianipar, Assistant Manager Perencanaan UP3 Arnol Sinaga, dan Assistant Manager Jaringan dan Konstruksi UP3, Muhammad Zein Nasution.

Untuk rupiahnya kata James tentu lebih murah karena membuat satu meter listrik itu menggunakan BBM cukup besar dibandingkan dengan energi baru terbarukan (EBT) sangat signifikan penghematannya. Nanti setelah digunakan katanya, akan dievaluasi berapa banyak BBM eksisting yang habis dan dibandingkan dengan pengeluaran listrik selama sebulan.

“Artinya, biaya BBM pasti lebih mahal dibanding biaya listrik energi baru terbarukan yang sudah memiliki sertifikat green energy,” papar James.

Sementara, Kepala Kamar Mesin KN SAR Sanjaya, Hendra menjelaskan, kebutuhan BBM jenis dexlite rata rata sebanyak 7.400 liter per bulan. Bila dikonversi rupiah, maka dana yang dibutuhkan sebesar Rp 110 juta lebih dengan harga dexlite senilai Rp14.950.

“Kita berharap penggunaan ALMA ini dapat membantu menekan pengeluaran operasional kapal sehingga lebih hemat per bulannya,” ucap Hendri. (a21/a22).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE