Gempa 6 SR Taput, Renggut Satu Nyawa, Sembilan Luka Dan Rusak Bangunan Serta Jalan

  • Bagikan

TARUTUNG (Waspada): Gempa yang mengguncang Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, berkuatan Magnitudo 6.0 membuat sejumlah wilayah di sana porak-poranda. Guncangan gempa mengakibatkan satu warga tewas, sementara itu jalan dan bangunan mengalami kerusakan.

Gempa dilaporkan terjadi pada Sabtu dini hari (01/10/2022) sekitar pukul 02.41 WIB. Pemkab Taput masih mendata korban serta kerusakan bangunan maupun kerusakan jalan akibat gempa, termasuk akses listrik yang masih padam.

“Kami di rumah sakit, untuk mengevakuasi (warga). Yang mana kira-kira tempat yang safety. Gak di luar, apa lagi musim hujan,” kata Bupati Taput, Nikson Nababan, kepada wartawan.

Untuk korban, satu orang warga dilaporkan meninggal dunia akibat terkena serangan jantung akibat terjadi guncangan gempa. Sembilan warga lainnya mengalami luka-luka. Untuk wilayah paling terdampak berada di Kecamatan Parmonangan, merupakan titik pusat gempa di Kabupaten Taput.

Dia menjelaskan pihaknya masih melakukan pendataan terhadap bangunan rumah warga, fasilitas umum hingga tempat ibadah yang rusak akibat gempa. Saat ini, Pemkab Taput dibantu personel TNI/Polri di lokasi.

“Belum kita data semuanya, dari keterangan depan kantor Satpol PP ada (rumah) rusak. Depan terminal (rumah) ada rusak. Kemudian, ada beberapa tiang listrik rusak. Infrastruktur atau jembatan belum ada laporan dari jajaran Koramil, kecamatan dan desa untuk pengecekan,” jelas Nikson.

Nikson mengharapkan bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk ikut turun membantu di Kabupaten Taput yang terdampak dari gempa bumi ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut merilis laporan sementara bencana gempa bumi di Kabupaten Taput.

Kepala BPBD Sumut, Abdul Haris Lubis, mengatakan pusat gempa di Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan dan terasa di sejumlah lokasi lainnya di Taput hingga Kabupaten Tapteng dan Kota Sibolga.

“Penyebabnya pergeseran lempeng bumi, aktivitas sesar renun,” kata Abdul Haris Lubis.

Kemudian ada sejumlah titik jalan rusak dan amblas, pohon tumbang, terjadi longsor hingga kebakaran di Pasar Sarulla akibat korsleting listrik saat gempa terjadi. (*)

  • Bagikan