PANYABUNGAN (Waspada): Karena menyedot perhatian publik kasus penemuan jasad bayi di Lorong Aekgaloga, Kec. Panyabungan, Kab. Mandailing Natal, Forum Wartawan Kota (Forwakot) Panyabungan menggelar diskusi bersama sejumlah narasumber.
“Kasus Aekgaloga menyedot perhatian publik dampak pergaulan bebas, sehingga harus benar-benar mendapat perhatian serius dari pemerintah, tokoh agama dan masyarakat luas, sehingga dapat dicegah agar tidak terulang,” ujar Ketua Forum Wartawan Kota (Forwakot) Panyabungan Sahrul Harahap seusai diskusi dengan sejumlah wartawan di Taman Panyabungan, Minggu (9/7).
Dijelaskannya, bukan kali ini saja, sudah pernah ditemukan sejumlah kasus penemuan bayi, antara lain kasus penemuan orok dibuang di sungai Huta Pungkut, kasus penemuan orok di Sihepeng, Siabu dan beberapa kasus lainnya.
“Tentu, ini membuat miris dan harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk berbuat sesuatu dalam mencegah kasus seperti ini tidak terjadi lagi di daerah kita Kabupaten Mandailing Natal”, ungkap Sahrul (kaos hijau).
Menyahuti usulan rekan-rekan media, lanjut Sahrul, Forwakot sepakat akan mengadakan diskusi terbuka di Taman Kota Panyabungan dengan menghadirkan berbagai narasumber mengambil tema ‘Dampak Pergaulan Bebas Bagi Kalangan Muda Milenial’.
“Kami menilai kasus (case) Aekgaloga itu adalah tamparan keras bagi kita semua, terlepas belum ditetapkan siapa pelakunya, namun telah disimpulkan itu adalah hasil hubungan gelap dampak pergaulan bebas”, tambah Sahrul.
Ia mengajak semua pihak merenungkan kembali, kasus Aekgaloga bisa saja terjadi kepada keluarga manapun yang memiliki anak gadis yang masih remaja dan dewasa.
“Dengan momen ini, kita mengajak semua pihak untuk berkontribusi pemikiran dan mengambil peran dalam mencegah hal seperti ini agar tidak kembali terulang”, imbuhnya.
Kasus Aekgaloga, lanjut Sahrul, harus menjadi momentum untuk kembali membenahi kehidupan sosial bermasyarakat kita.
“Ini dampak pergaulan bebas di tengah kondisi kehidupan bermasyarakat. Kita harus ikut berperan dari berbagai lapisan masyarakat agar mencegah tak terulang,” Sahrul Harahap. (irh)