Scroll Untuk Membaca

KesehatanSumut

Empat Balita Penderita Stunting Di Besitang Mendapat Atensi

KUPT Puskesmas Besitang gelar pertemuan lintas sektoral membahas masalah stunting. Waspada/Ist
KUPT Puskesmas Besitang gelar pertemuan lintas sektoral membahas masalah stunting. Waspada/Ist

BESITANG (Waspada): Empat anak balita yang terdapat di dua desa dan satu di kelurahan di wilayah Kec. Besitang, Kab. Langkat, terkena stunting dengan kondisi pertumbuhan fisik yang memprihatinkan.

Latar belakang sosial ekonomi para orang tua termasuk salah satu faktor penyebab stunting. Orang tua dari para balita ini bekerja sebagai buruh harian lepas dan tempat tinggal mereka masih menumpang alias tidak punya rumah.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Empat Balita Penderita Stunting Di Besitang Mendapat Atensi

IKLAN

Kondisi miris dialami keempat balita masing-masing inisial, Na, 3, CB, 2, RS, 2, dan SZ, 3, mengundang perhatian serius dari para pihak yang terkait, di antaranya Koordinator PKH dan Puskesmas.

KUPT Puskesmas Besitang dr Safitri ditemui Waspada, Rabu (4/9), di ruang kerjanya mengatakan, dua dari balita yang menderita stunting memiliki riwayat penyakit penyerta, yakni penyakit paru dan langit-langit terbelah.

Balita yang langit-langitnya terbelah bawaan dari lahir ini ini, kata dr Safitri, makannya agak susah sehingga gizinya otomatis berkurang. Kondisi ini tentu mempengaruhi perkembangan fisik sang balita tersebut.

Ia menambahkan, salah seorang balita sudah dirujuk ke dokter spesialis anak dan hasilnya memang benar stunting. Yang membuat dr Safitri merasa prihatin, masih ada orang tua menolak anaknya di rujuk ke rumah sakit.

“Sebagai petugas kesehatan, kami tentunya tak bisa memaksa. Namun begitu, kami tetap terus berupaya melakukan pendekatan guna memberi pengertian kepada orang tua balita agar bersedia memeriksakan kesehatan sang anak,” ujarnya.

Kemudian, lanjut KUPT Puskesmas, kendala lain yang dihadapi, terkadang orang tua yang anaknya terkena stunting malas datang ke Posyandu untuk memeriksakan kesehatan, padahal ini perlu untuk diukur tiap bulannya.

Ia melanjutkan, terkait anak yang berat badannya tidak bertambah atau berpotensi stunting, pihak Puskesmas sejak bulan Juli telah menyiapkan PMT (pemberian makanan tambahan) lokal setiap hari berbentuk snake.

Intervensi lain, lanjut dia, kepesertaan PBJS keluarga tersebut diuruskan, dari awalnya belum ada, sekarang sudah ada. Kemudian, makan tambahan juga dibantu oleh masing-masing Kades melalui dana desa.(a10)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE