Scroll Untuk Membaca

SumutKeluarga

Efisiensi Anggaran Pengaruhi Kunjungan Wisatawan Ke Parapat

Salah satu sudut Pantai Bebas di kota wisata Parapat belum lama ini.(Waspada/Hasuna Damanik).
Salah satu sudut Pantai Bebas di kota wisata Parapat belum lama ini.(Waspada/Hasuna Damanik).

SIMALUNGUN (Waspada): Jumlah kunjungan wisatawan di kota wisata Parapat Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, merosot tajam, selama liburan lebaran 2025, barusan.

Robert Pardede Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Simalungun, kepada Waspada, Senin (7/4), mengatakan kunjungan wisatawan jauh menurun jika dibandingkan dengan kunjungan tahun-tahun sebelumnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Efisiensi Anggaran Pengaruhi Kunjungan Wisatawan Ke Parapat

IKLAN

” Tahun ini sepi kunjungan wisatawan dan tamu hotel. Memang, kalau hotel berbintang masih ada tamu 60-70 persen. Tetapi hotel lainnya jauh menurun, bahkan di bawah 50 persen. Berbeda dengan tahun lalu, hotel berbintang dan hotel kelas melati di Parapat ini boleh dikatakan penuh,” kata Robert Pardede.

Menurutnya, penurunan jumlah kunjungan wisatawan dan tamu hotel di kota berhawa sejuk itu disebabkan kondisi alam.

” Peristiwa alam itu mau tidak mau mempengaruhi keinginan wisatawan untuk berkunjung ke Parapat. Tetapi itu kan merata, bukan hanya di Parapat, Simalungun,” cetus Robert.

” Hari pertama sampai hari ketiga lebaran, tingkat hunian hotel sangat minim. Memasuki hari keempat sampai hari Minggu (6/4), kemarin, hunian hotel berbintang, lumayan ramai, mencapai 60 persen,” tandas mantan Camat Girsang Sipanganbolon itu.

Efisiensi Anggaran Pengaruhi Kunjungan Wisatawan Ke Parapat

Efisiensi Anggaran

Lebih jauh Robert mengatakan, menurunnya tingkat hunian hotel dan kunjungan ke kota wisata Parapat dimusim libur lebaran tahun ini, bukan semata-mata akibat peristiwa alam yang baru-baru ini terjadi.

” Memang pasti ada pengaruhnya. Namun peristiwa alam sebagaimana dialami kota wisata Parapat, juga terjadi di daerah lain. Sehingga kita tidak bisa mengatakan semata-mata karena bencana. Hal ini kemungkinan besar juga akibat pengaruh efisiensi anggaran secara nasional, sehingga banyak orang memilih tidak bepergian (wisata),” kata Robert.

Dia berharap, pemerintah meninjau ulang tentang efesiensi anggaran tersebut, karena memang sangat berpengaruh terhadap industri pariwisata.

” Kalau masalah ini berkepanjangan, bukan tidak mungkin akan terjadi PHK besar-besaran di sejumlah hotel di Parapat. Ini yang kita tidak mau. Mohonlah pemerintah meninjau ulang soal efesiensi anggaran dimaksud,” harap Robert.

Sementara, Kadis Pariwisata Kab. Simalungun, M Fikri Damanik, saat dihubungi, Senin (7/4) siang, tidak banyak berkomentar. Dia mengatakan, secara kasat mata kota wisata Parapat tetap ramai selama liburan lebaran 2025. Pihaknya, saat ini sedang melakukan pendataan, apakah secara teknis berdampak atau tidak terhadap industri pariwisata.

” Kalau dari kasat mata tetap ramai, tapi secara teknis berdampak atau tidak terhadap industri, ini yang sedang didata,” tulis M Fikri melalui pesan WhatsApp.(a27).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Hak Cipta © 2019 WASPADA.ID - Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.