PEMATANGSIANTAR (Waspada): Dua pria asal Kab. Asahan yang tewas di sungai di Jl. Bahkora II, Kel. Simarimbun, Kec. Siantar Marimbun, Kota Pematangsiantar, Minggu (26/5) pagi, kemungkinan perbuatan terduga begal.
Kapolres AKBP Yogen Heroes Baruno menyebutkan hal itu menjawab pertanyaan di Mapolres, Jl. Jend. Sudirman, Senin (27/5) sore saat temu pers tentang kasus perbuatan cabul di Press Room lantai dua Mapolres.
Terkait kasus temuan dua mayat tenggelam di sungai di Jl. Bahkora II itu, menurut Kapolres, sesuai hasil pemeriksaan saksi dan di lapangan, dua korban itu meninggal dunia, kemungkinan akibat pembegalan.
Sesuai keterangan saksi yang merupakan adik dari salah satu korban menyebutkan korban bersama temannya berboncengan naik sepeda motor dan adik salah satu korban hendak ke daerah wisata Parapat, Kab. Simalungun.
Ketika melintas dari Jl. Bahkora II pada Sabtu (25/5) malam, berpapasan dengan rombongan terduga pelaku yang juga mengenderai sepeda motor. Korban saat itu membunyikan klakson dan rombongan terduga pelaku membalas dengan klakson juga.
Saat korban dan adiknya masih berjalan dengan santai, rombongan pelaku berbalik arah dan menghampiri sepeda motor dua korban, sedang saksi langsung memacu sepeda motornya saat itu. Rombongan pelaku dapat menyusul sepeda motor dua korban dan menurut keterangan saksi dari jarak 20 meter melihat ada pembicaraan antara korban dengan rombongan pelaku.
Setelah terjadi pembicaraan, sepeda motor korban terlihat bergerak, namun salah satu dari rombongan pelaku menyusul dan langsung menendang sepeda motor dua korban, hingga sepeda motor dua korban terjatuh ke dalam sungai bersama dua korban.
Baca juga:
Menurut Kapolres, kasus itu sudah dalam proses penyelidikan Tim Opsnal Polres dengan mengumpulkan petunjuk dan bukti serta dalam waktu dekat akan mendeteksi dan pencarian terduga pelaku.
Mengenai barang-barang korban, Kapolres menyebutkan tidak ada yang hilang, karena sepeda motor korban dan barang lainnya masih ada di tempat kejadian saat personel Polsek Siantar Marihat mengevakuasi jenazah dua korban dari dalam sungai, Minggu (26/5) pagi.
Menjawab pertanyaan apakah ada luka-luka di tubuh dua korban, Kapolres menjawab masih menunggu autopsi dan merupakan alat bukti penyebab kematian. “Otopsi sangat penting, termasuk visum, hingga akan mengetahui penyebab kematian korban.”
Menyinggung keberadaan geng motor di Pematangsiantar, Kapolres membenarkan dalam beberapa bulan terakhir masih marak konvoi bersepeda motor, namun belum bisa memastikan apakah mereka geng motor atau tidak.
Tapi, Kapolres mengakui ada yang memposting dan sebagainya, konvoi bersepeda motor dengan mengacung-acungkan senjata tajam (Sajam), seperti menunjukkan eksistensi dan keberadaan mereka.
Menurut Kapolres, belum ada kejadian menggunakan Sajam itu dan Polres sudah melakukan berbagai upaya seperti di malam libur memberdayakan seluruh personel siaga mulai pukul 23:00 sampai pukul 05:00 di lokasi-lokasi yang ada dugaan tempat kumpul dan tawuran terutama di daerah Rambung Merah.
Terakhir, lanjut Kapolres, melakukan penangkapan terhadap 40 orang terdiri 27 orang tidak membawa Sajam dan 13 membawa Sajam. “13 orang bawa Sajam masih dalam proses dan tidak memulangkan mereka. Sifatnya memang masih anak-anak 11 orang dan dua orang sudah dewasa.”
Namun, imbuh Kapolres, meski sudah melakukan penangkapan, konvoi masih berlangsung, hingga setelah kejadian korban tewas itu, Polres akan melakukan tindakan keras. “Kita lakukan di Pematangsiantar membuktikan mereka tidak layak berada di kota ini.”
“Terkait akun yang ada dugaan provokasi mengajak tawuran dan bila ada penangkapan, akan memprosesnya dan semua pasti ada tes urine. Bila positif hasil tes urine, Sat Resnarkoba akan mengembangkannya,” tegas Kapolres.
Mengenai anak SMP juga ikut tawuran, Kapolres menyatakan sedang merancang konsep kerjasama dengan Pemko agar pihak sekolah dan Dinas Pendidikan memberi sanksi tegas berupa skorsing atau mengeluarkan dari sekolah, para siswa yang melakukan tawuran. “Kita sedang menggodoknya saat ini.”(a28).