Scroll Untuk Membaca

PendidikanSumut

Dosen UM-Tapsel Edukasi Warga Sitaratoit Buat Teh Kecombrang

Dosen UM-Tapsel Edukasi Warga Sitaratoit Buat Teh Kecombrang
Dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UM-Tapsel, memberikan edukasi pada masyarakat Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, Tapanuli Selatan untuk membuat teh dari bunga kecombrang yang diberi nama Teh Kecombrang. Waspada/Ist

P. SIDIMPUAN (Waspada) : Dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM-Tapsel) edukasi warga Desa Sitaratoit, Kecamatan Ankola Barat, Tapsel manfaatkan bunga kecombrang jadi teh.

Edukasi terhadap warga untuk memanfaatkan kecombrang sebagai bahan untuk membuat teh tersebut merupakan program pengabdian dalam rangka mendorong masyarakat agar kreatif melahirkan produk home industri.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dosen UM-Tapsel Edukasi Warga Sitaratoit Buat Teh Kecombrang

IKLAN

Kecombrang sendiri banyak ditemukan tumbuh liar di wilayah Tapanuli Selatan maupun di daerah lainnya.Selama ini bunga kecombrang, termasuk buah kecombrang lebih dikenal sebagai bahan untuk bumbu masukan yang dijual pasar-pasar tradisional.

Dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UM-Tapsel, Yusnita Wahyuni Silitonga M.Si serta Rafiqah Amanda Lubis, M.P. dan Irmalia Fitri Siregar, M.MA yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat, Jumat (15/9) mengatakan pembuatan bubuk teh dari bungan kecombrang cukup sederhana.

Dalam sosialisasi pembuatan Teh Kecombrang pada tanggal 11 September 2023 di Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, dijelaskan bhawa edukasi terhadap warga melalui sosialisasi dan pendampingan pembuatan teh kecombrang merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

“Pengabdian kepada masyarakat merupakan implementasi tridarma perguruan tinggi yang wajib dilaksanakan oleh dosen karena tugas perguruan tinggi bukan hanya mencerdaskan generasi muda, tapi termasuk mencerdaskan masyarakat, ” tuturnya.

Yusnita Wahyuni Silitonga M.Si selaku Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, menjelaskan, proses pengolahan bunga kecombrang menjadi teh kecombrang sederhana dan cukup mudah.”Mahkota bunga kecombrang di lepas.Kemudian di potong kecil-kecil dan selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan oven,” jelas Yusnita.

Pengolahan teh kecombrang menjadi produk home industri yang di ikuti ibu-ibu PKK Desa Sitaratoit, ungkapnya sangat bermanfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat di tengah persaingan hidup yang semakin ketat, karena dapat dijadikan sebagai usaha sampingan.

“Tentunya kehadiran tim pengabdian dosen UM-Tapsel dalam mengedukasi masyarakat Desa Sitaratoit, terutama kaum ibu merupakan kontribusi Prodi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UM-Tapsel dalam mencerdaskan masyarakat,” paparnya.

Mengingat program pengabdian tersebut didanai oleh pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (DRTPM), Yusnita bersama dosen yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat mengucapkan terima kasih kepada DRTPM).(a39)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE