P.SIDEMPUAN (Waspada): Video dan foto pesta ulang tahun melibatkan sekelompok wanita pria (waria) di Padang Sidempuan, menjadi sorotan dan menuai kecaman dari berbagai pihak.
Selasa (21/2/2023), video, foto dan berita tentang pesta para waria di cafe samping Jembatan Siborang Padang Sidempuan itu mulai viral di media sosial.
Waspada.id coba mencari informasi seputar pesta waria itu dan menemukan beberapa fakta di lapangan.
Warga Tapsel
Pesta ini dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun A alias M yang ke-19, warga Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Ditemui bersama enam orang temannya sesama waria yang hadir di pesta itu, A alias M menyebut pesta ini direncanakan beberapa hari sebelumnya.
“Konsep dan lokasi pesta ulang tahun sudah kurencanakan dua minggu yang lalu. Termasuk siapa saja yang diundang,” kata A alias M.
Dalam undangan langsung maupun lewat pesan pribadi dan group media sosial, ditegaskan tidak boleh membawa narkoba, minuman keras dan senjata tajam ke lokasi acara.
Pesta Senin (20/2/2023) malam itu dimulai pukul 22:00 dan ditutup pukul 00:00 atau hanya 2 jam. Diawali potong kue ulang tahun dan makan bersama.
Terkait video seorang undangan yang memegang sebotol minuman keras di pesta itu, A alias M mengaku sama sekali tidak mengetahui atau di luar pantauannya.
Mengenai video fashion show atau peragaan busana di atas karpet merah, katanya itu bukan perlombaan. Tetapi aksi spontan untuk memeriahkan pesta.
“Tidak ada perlombaan. Pembawa acara mempersilahkan bagi siapa saja undangan yang mau tampil di karpet merah, silahkan mengiringi saya dari belakang,” jelasnya.
Pilih Sidempuan
A alias M menambahkan, dia memang sengaja memilih lantai atas cafe samping Jembatan Siborang Padang Sidempuan itu sebagai tempat pesta ulang tahunnya.
“Saya orang Tapsel. Di tempat kami gak selengkap dan semeriah ini. Lagipun, cafe ini sudah sangat sering dijadikan lokasi acara pesta. Tapi, saya sudah salah dan mohon dimaafkan,” ujarnya.
Enam teman-temannya sesama waria juga membenarkan. Kata mereka, malam sebelumnya juga ada pesta perayaan ulang tahun waria di tempat itu.
“Kami heran, di acara kami itu sejumlah anggota polisi datang dan memantau sejak awal sampai selesai,” kata mereka.
Dari pemberitaan yang mereka baca, polisi itu dari Polres Padang Sidempuan. Hadir memantau, karena pesta waria lain di malam sebelumnya itu terjadi keributan.
Terkait kegiatan ini, mereka sampaikan permintaan maaf kepada semua pihak. Mereka sadari itu salah dalam pandangan sosial dan tentunya juga di ajaran agama.
Ditanya mengenai apakah ada izin yang dikantongi untuk menggelar acara itu, mereka tegaskan tidak ada mengurus izin.
“Tempat itu sudah sangat sering dijadikan lokasi acara pesta dan tidak pernah ada larangan. Untuk perizinan, kami rasa itu urusan pemilik cafe,” jelas mereka.
Kepada masyarakat dan juga pemerintah, mereka memohon maaf. Berjanji tidak akan mengulangi lagi, sekaligus meminta persoalan ditutup sampai di sini.
“Tolong jangan kait-kaitkan dengan banjir yang terjadi dua hari sebelum acara itu. Banjir justru lebih disebabkan pembukaan lahan dan penebangan kayu di hulu sungai,” jelas mereka.
Dikecam
Pesta waria ini menuai kecaman dari banyak pihak. Antara lain Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Sidempuan, Zulfan Efendi Hasibuan.
“Kita sangat menyesalkan dan mengecam kejadian itu. Tak wajar mereka lakukan ini di Kota Padang Sidempuan,” tegas Ustadz Zulfan.
Katanya, dia baru mengetahui pesta waria itu setelah dihubungi sejumlah wartawan yang meminta tanggapan MUI Padang Sidempuan.
Ketua MUI berharap pemerintah dan penegak hukum mengusut serta memberi tindakan ke para pelaku dan penyedia tempat. Sehingga hal-hal yang seperti ini tidak terulang lagi di kota itu.
Ketua PD Muhammadiyah Kota Padang Sidempuan, Amil Mahzul Nasution, juga mengecam pesta yang diadakan para waria tersebut.
“Tentu kita kembali ke ajaran agama Islam yang sebenar-bemarnya. Segala bentuk LGBT apalagi seperti perbuatan kaum Sodom, itu haram dan dilarang Islam,” tegasnya.
Tegur
Wali Kota Padang Sidempuan Irsan Efendi Nasution sudah memberi teguran. Camat bersama Lurah dan Kepling, Danramil dan Kapolsek sudah menemui pemilik cafe.
Dari keterangan yang diterima, tidak ada hal-hal aneh di sana. Lantai dua bangunan tempat acara itu merupakan ruang terbuka yang bisa dipantau langsung dari jalan atau Jembatan Siborang.
“Teguran sudah diberikan. Pemilik cafe berjanji tidak menyediakan tempat lagi untuk acara seperti ini,” jelas Irsan sembari menyebut larangan itu juga berlaku bagi semua pemilik cafe dan tempat hiburan. (a05)