PANYABUNGAN (Waspada): Beberapa kali berita ditayang menyangkut pemeriksaan ASN terkait aksi Singkuang 1, Rabu (31/55), Kepala Inspektorat Madina Rahmad Daulay, ST, bereaksi. Beberapa kali menyampaikan komentar ke WA pribadi, dan komentarnya tanpa diminta.
Berita terakhir, desakan disuarakan Iskandar Hasibuan, wartawan paling senior di Madina, yang mendesak Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution agar segera mengevaluasi menyeluruh kinerja Kepala Inspektorat Madina Rahmad Daulay.
Hanya hitungan menit setelah tayang, Rahmad menyampaikan komentar, “Alhamdulillah,” ujarnya dikirimkannya ke WA pribadi yang — sekali lagi — tanpa diminta. Komentar ‘alhamdulillah’ berarti ‘segala puji bagi Allah’, tak jelas maksudnya, tapi yang pasti berita itu tayang sesaat setelah tayang desakan agar Bupati Madina segera dievaluasi kinerja Kepala Inspektorat Madina.
Dua pimpinan organisasi profesi wartawan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Madina Muhammad Ridwan Lubis dan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Madina menyampaikan protes keras kepada Kepala Inspektorat Madina saat wartawan konfirmasi.
Nah, apa kata Ketua Inspektorat Madina setelah dua pimpinan organisasi profesi wartawan menyampaikan protes keras? “Mantap,” kata Rahmad Daulay, juga dikirim ke WA pribadi.
Berita dilansir berjudul ‘Inspektur Madina: Beritakan Tiap Hari, Kita Tunggu Di Dewan Pers’, juga memicu reaksi Rahmad Daulay. “Makin mantap. Beritakan setiap jam,” tulisnya.
Berita berjudul ‘Inspektorat Soal Singkuang 1 Dan Ancaman Pidana UU KIP. Apa katanya? “Beritakan lagi. Dunia ini melelahkan. Apa saya tak boleh lelah dan capek? Beritakan lagi,” katanya.
Ditanya, kenapa harus diberitakan lagi? “Terserah. Capek batinku. Dunia ini melelahkan. Terserah. Beritakan saja tiap hari. Jumpa kita di dewan pers,” katan Radman Daulay.
Berita berjudul ‘Panggil ASN Terkait Aksi Singkuang 1, Inspektur Mau Kordinasi Pemred’, judul pertama pemeriksaan ASN dilakukan Inspektorat Madina terkait aksi Singkuang 1. Komentarnya?
“Mantap. Berita bapak mantap sekali. Apa salah saya memuji tulisan bapak?,” ujar Rahmad Daulay, ST. Tak jelas, komentar itu untuk apa, dan kenapa? (irh)