P.SIDEMPUAN (Waspada) : Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Umat (PBNU) KH.Suleman Tanjung SAg, MPd mengatakan bahwa di era digitalisasi saat ini fakta bersaing dengan hoax di media sosial untuk dapat dipercaya publik.
“Fakta-fakta bersaing dengan hoax/kebohongan untuk dipercaya publik, ” kata Wasekjen PBNU KH.Suleman Tanjung SAg, MPd pada Seminar tentang cerdas bermedsos yang digelar Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Kota Padang Sidempuan Aula Kantor MUI, Jl.HT Rizal Nurdin, Palampat, Padang Sidempuan, Rabu (19/10).

Seminar yang dibuka Ketua MUI Kota Padang Sidempuan ustadz Drs.H.Zulpan Efendi Hasibuan MA, selain menghadirkan Wasekjen PBNU sebagai nara sumber, panitia juga menghadirkan Kepala UPT Pusat Teknologi Informasi dan Data UIN Syahada Padangsidimpuan Candra Adi Putra S.Kom sebagai pemateri kedua dengan moderator Romi Iskandar Rambe SH.
KH.Suleman Tanjung menjelaskan fakta objektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding dengan emosi dan keyakinan pribadi dan pergeseran sosial spesifik yang melibatkan media arus utama dan para pembuat opini.
Kemudian fakta bersaing dengan hoax, media mainstream yang dulu dianggap salah satu sumber kebenaran harus menerima kenyataan bahwa makin tipisnya batas antara kebenaran dan kebohongan, antara kejujuran dan penipuan serta diksi dan non fiksi.
“Hoax sudah menjadi industri, buktinya tertangkapnya ‘Kabar bohong saracen’ apalagi Indonesia menjadi salah satu negara pengguna internet terbesar di dunia sejalan dengan pelaksanaan politik demokrasi,” paparnya.
Di masa jayanya media mainstream, ungkap Wasekjen PBNU, surat kabar salah satu barometer informasi boleh dikatakan tidak ada hoax dalam media mainstream sebab jika salah akan berhadapan dengan kode etik dan UU Pers sehingga wartawan sangat hati hati dalam menyajikan informasi.
Menurutnya, teknologi informasi yang berkembang dan jadi kebutuhan telah membawa perubahan bagi kehidupan manusia dibuktikan dengan hampir semua yang berkaitan dengan teknologi informasi sudah ada dalam genggaman.
Kepala UPT Pusat Teknologi Informasi dan Data UIN Syahada Padangsidimpuan Candra Adi Putra S.Kom menjelaskan bahwa dari kajian teknologi digital, salah satu solusi untuk menghindari dampak medsos pada generasi muda adalah dengan menggunakan family link di masing-masing keluarga sehingga anak tidak bisa bebas dalam menggunakan media sosial.
Melihat fenomena medsos yang banyak membawa dampak negatif, Ketua MUI Kota Padang Sidempuan ustadz Drs.H.Zulpan Efendi Hasibuan MA meminta generasi muda, khususnya generasi muda Islam untuk cerdas menggunakan media sosial (medsos) sebab medsos bagai pisau bermata dua.
“Medsos ini ibaratnya pisau bermata dua. Di satu sisi banyak memberikan manfaat, namun disisi lain dampak negatifnya juga sangat banyak,” kata Ketua MUI Padang Sidempuan ustadz Drs.H.Zulpan Efendi Hasibuan MA saat membuka seminar tentang cerdas dalam ber-medsos, Rabu (18/9/10).
Ustadz Zulpan Efendi Hasibuan menjelaskan bahwa perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan manfaat bagi kehidupan dan masa depan generasi, bangsa dan negara karena penyalahgunaan dan ketidak cerdasan dalam bermedsos bisa menimbulkan masalah bahkan berhadapan dengan hukum.
Ketua Panitia Ratonggi Hasibuan mengatakan bahwa peserta Seminar Informasi dan Komunikasi dengan tema ‘Cerdas Ber-Medsos’ merupakan siswa SMA sederajat se Kota Padang Sidempuan yang digelar Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Kota Padang Sidempuan (a39).
Ket. Foto Utama: Wasekjen PBNU KH.Suleman Tanjung SAg, MPd memberikan penjelasan bahwa teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan dan telah membawa perubahan bagi kehidupan manusia di Aula Kantor MUI Padang Sidempuan, Rabu (19/10). Waspada/Mohot Lubis.
P.Sidempuan, 19 Oktober 2022
Penulis Berita : Mohot Lubis