Scroll Untuk Membaca

Sumut

Desa Binaan LPPM USU Lakukan Program Budidaya Lebah Trigona

Peluang Sejahterakan Masyarakat Di Sergai

KEGIATAN peletakan stup lebah kelulut dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Agustus 2023 pukul 11.00 wib di lahan Mangrove Desa Bagan Kuala, Serdang Bedagai disaksikan pengurus, anggota KTHN dan masyarakat setempat. Waspada/ist
KEGIATAN peletakan stup lebah kelulut dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Agustus 2023 pukul 11.00 wib di lahan Mangrove Desa Bagan Kuala, Serdang Bedagai disaksikan pengurus, anggota KTHN dan masyarakat setempat. Waspada/ist

MEDAN (Waspada): Tahun 2021, total luas hutan bakau (mangrove) Indonesia diperkirakan seluas 3.364.076 hektar dengan tiga klasifikasi kategori sesuai persentase tutupan tajuk, yaitu mangrove lebat, sedang, dan jarang.

Pada tanaman mangrove, deteksi tentang serangga dan lebah madu tidak bersengat (Trigona itema), dikenal sebagai lebah kelulut yang belum banyak dilakukan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Desa Binaan LPPM USU Lakukan Program Budidaya Lebah Trigona

IKLAN

Hutan mangrove dimanfaatkan lebah madu sebagai tempat berkembangbiak, bersarang, dan mencari pakan agar menghasilkan nektar dan polen.

Di samping itu, budidaya lebah kelulut (T.itema) ini memiliki banyak manfaat, di antaranya selain mendapatkan penghasilan secara ekonomi, juga memberikan manfaat untuk tanaman sebagai agen polinator bagi tanaman kehutanan.

Provinsi Sumatera Utara menyimpan berbagai potensi wisata, salah satunya berada di Kecamatan Serdang Bedagai (Sergai) yang menyimpan potensi wisata mangrove.

TIM melakukan penelitian terhadap serangga dan lebah madu tidak bersengat (Trigona itema), dikenal sebagai lebah kelulut,, pada tanaman mangrove, di Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kab.Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Minggu (20/8). Waspada/ist.

Hasil pengamatan awal menunjukkan adanya lebah kelulut tidak bersengat (T.itema) di lahan mangrove tersebut. Namun hal ini tidak menjadi perhatian bagi masyarakat sekitar dan pengelola kawasan mangrove, sebab serangga tersebut sering dianggap sebagai hama dan tidak bermanfaat.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Prof. Dr. Tulus Vor.Dipl.Math., M.Si., Ph.D bersama Prof. Mohammad Basyuni S.Hut., M.Si., Ph.D. berinisiasi bekerjasma dengan mitra Kelompok Tani Hutan dan Nelayan (KTHN) Sumber Baru, Pimpinan Bapak Zulham Hasibuan.

Yakni, dengan membentuk Program Pengabdian Desa Binaan di Desa Bagan Kuala, Kec.Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Minggu (20/8).
 
Tim Pengabdian Desa Binaan LPPM USU di bawah koordinator yang ahli di bidang serangga (Entomologis), Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D bersosialisasi dengan membuat pelatihan dan pendampingan kepada mitra dan masyarakat tentang budidaya dan penangkaran lebah madu kelulut (T. itema) sebagai penyerbuk tanaman, penghasil madu mangrove yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.

Selain itu, mahasiswa penelitian didampingi mitra melakukan inventarisasi hama pada tanaman mangrove dan mendeteksi potensi status serangga pada pertanaman mangrove.
 
Sesi bantuan berupa 3 set kotak klenceng stup T. itemabeekeping, sarung tangan, alat pengasapan, alat panen madu, alat ternak lebah, sikat pembersih, dan alat panen madu diberikan kepada perwakilan kelompok KTHN, Bapak Herman.

Selanjutnya, stup lebah kelulut dipasang di lokasi mangrove Bagan Kuala. Diharapkan empat bulan ke depan akan dipanen madu, pollen dan comb, dengan jumlah, yang diharapkan akan mendukung kesejahteraan masyarakat nelayan. (cpb/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE