Scroll Untuk Membaca

Sumut

Dampak Proyek PT KAI, 25 Rumah Warga Rusak Berat Dan Ringan

BESITANG (Waspada): Belasan rumah warga Lingk IV, Kel. Pekan Besitang, Kec. Besitang, yang rusak berat, bahkan ada yang hancur dampak dari pembangunan proyek PT KAI (Persero) di lokasi BSL-10. Kondisi ini sudah setahun lebih terjadi, tapi belum ada kejelasan proses ganti untung.

Warga yang menjadi korban pembangunan mega proyek ini mengaku kecewa dengan manajemen perusahaan BUMN tersebut karena dinilai abai terhadap penderitaan masyarakat yang kini sudah tak bisa lagi menempati rumah tempat tinggal mereka.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dampak Proyek PT KAI, 25 Rumah Warga Rusak Berat Dan Ringan

IKLAN

Misdariah, 53, salah seorang warga yang terdampak pembangunan retaining wall PT KAI saat ditemui Waspada, Selasa (15/2), di rumah kontrakannya mengatakan, ia sudah cukup menderita karena rumahnya hancur dan total sudah tidak bisa ditempati lagi.

“Saya sudah satu tahun terpaksa menyewa rumah. Kami berharap, pihak PT KAI segera memberikan ganti untung biar kami bisa punya rumah seperti dulu lagi,” imbuh ibu dari lima orang anak itu sambil menyeka butiran air bening yang mengalir dari kelopak matanya.

Misdariah mengatakan, janji ganti untung dari PT KAI hingga saat ini tidak kunjung ada kepastian. Ia mengaku sudah tidak tahu lagi harus mengadu ke mana, karenanya sebagai rakyat kecil, ia berharap permasalahan yang dialami warga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.

Ka. Lingkungan IV Sukardi kepada Waspada mengungkapkan, rumah warga yang kondisi fisik bangunannya hancur dan total tidak bisa ditempati lagi terdata sebanyak 12 unit, sementara 13 unit rumah mengalami rusak ringan.

Dia menjelaskan, permasalahan yang dialami warga tahun 2021 lalu sudah pernah dibahas bersama tim Balai Teknik Perkeretaapian di aula kantor camat Besitang, namun hingga kini belum ada kepastian terkait ganti untung.

Sukardi mengatakan, ia sudah berulang kali menghubungi perwakilan dari Balai Teknik Perkeretaapian untuk menyampaikan tuntutan warga, tapi jawabannya terus mengambang. “Jawaban mereka tak bisa dipegang,” ujarnya dengan kesal.

Ia menambahkan, pihak rekanan sebelumnya ada memberi konpensasi untuk sewa rumah buat 12 kepala keluarga senilai Rp5 juta/tiga bulan. “Pemberian konpensasi baru tiga kali berjalan dengan nilai Rp15 juta, tapi lima bulan terakhir uang sewa rumah belum diberikan,” katanya.

Pantauan di lapangan, sejumlah rumah warga yang berada di sebelah tembok pembangunan jalur kereta api tampak retak cukup parah dan beberapa unit rumah semi permanen terlihat hancur akibat pergeseran tanah di dinding RW.
Di kawasan ini, belasan rumah sudah tidak dihuni lagi karenanya rusak total. (a10)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE