Scroll Untuk Membaca

Sumut

BPODT Gandeng Natgeo Indonesia

Susun SOP Dan Paket Wisata Trail Of The Kings

BPODT Gandeng Natgeo Indonesia
Kolase foto perjalanan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) bersama National Geographic (Natgeo) Indonesia guna menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Paket Wisata Trail of The Kings, Sabtu (9/12). Waspada/Ist

TOBA (Waspada): Seiring dengan pembenahan Danau Toba yang sudah semakin baik dan meningkatkan kunjungan wisata ke Danau Toba, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menggandeng National Geographic (Natgeo) Indonesia menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Paket Wisata Trail of The Kings, Sabtu (9/12).

SOP dan Paket Wisata Trail of The Kings mengambil konsep migrasi Raja-Raja Batak tempo dulu, bagaimana mereka bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menelusuri bukit-bukit, perjalanan darat maupun perjalanan air atau sungai. Dengan demikian, maka SOP dan Paket Wisata Trail of The Kings akan memperkenalkan berbagai aktivitas petualangan yang ada di Kawasan Danau Toba antara lain berupa: lari lintas alam, bersepeda dan bermain kayak. Produk wisata tersebut diperkaya dengan storynomic tentang warisan geologi, warisan biologi maupun warisan budaya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

BPODT Gandeng Natgeo Indonesia

IKLAN

Tim dari Natgeo dan BPODT mengawali eksplorasi ke Kabupaten Humbang Hasundutan untuk melihat langsung berbagai daya tarik wisata yang ada disana antara lain: bentang alam Bakara-Tipang, Istana Sisingamangaraja, Aek Sitiotio, Tombak Sulusulu, Air Terjun Janji, Perkampungan Banjar Tonga Manalu, Batu Maranak Tipang. Selain melihat langsung daya tarik wisata, juga melihat hal-hal yang dianggap mendukung untuk penyusunan SOP dan paket wisata tersebut antara lain: aksesibilitas, amenitas maupun atraksi. Tim survei menginap di Desa Tipang. Desa Tipang sudah mendapat Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021.

Eksplorasi dilanjutkan ke Kabupaten Samosir dengan mengunjungi Destinasi Wisata Togaraja, Pemandangan Tele, Bukit Holbung di Kecamatan Harian, Limbong, Sagala, Aek Rangat Pusuk Buhit, Tano Ponggol, Waterfront City Pangururan, perkampungan ulos Lumban Suhisuhi dan menginap di homestay Lumban Suhisuhi. Tim survei menilai bahwa pelayanan di homestay Lumban Suhi suhi sudah bagus. Perjalanan dilanjutkan dengan mengelilingi Pulau Samosir.

Perjalanan berikutnya dilanjutkan ke Parapat dan Ajibata. Di sana tim survei menikmati wahana air yang disuguhkan oleh Hotel Danau Toba International Parapat antara lain: kayak, stand up paddle. Selanjutnya tim survei melanjutkan perjalanan ke Desa Sigapiton. Disana tim bertemu dengan masyarakat Desa Sigapiton dan berkesempatan untuk mengunjungi homestay, dermaga dan perkampungan masyarakat. Perjalanan diakhiri di The Kaldera Nomadic Escape, kawasan wisata yang dikelola oleh BPODT.

Irwan Tamrin selaku project leader dalam kegiatan ini menyampaikan kepuasannya mengelilingi Danau Toba. Beliau mengatakan bahwa Danau Toba adalah living laboratory untuk wisata edukasi karena memiliki alam, budaya serta landscape yang sangat kaya dan sarat akan makna.

“Saya tertarik terlibat dalam project ini karena kita seperti menemukenali jejak Raja-Raja Batak di Kawasan Danau Toba dalam bentuk aktivitas produk wisata yang akan dinarasikan dengan berbagai filosofi. Diharapkan dengan adanya SOP ini bisa menjadi benchmark bagi daerah lain sehingga memiliki standar untuk diperkenalkan kepada travel operator maupun wisatawan,” ujar Irwan.

Didi Kaspi Kasim selalu Editor In Chief National Geographic Indonesia yang turut serta dalam eksplorasi ini menyampaikan pemetaan ini sebenarnya bukan membangun tapi merajut apa yang selama ini sudah dikerjakan oleh masing masing stake holder sehingga kita punya satu solusi yang terhubung.

“Kuncinya soal terhubung, namanya jalur (trails). Hari ini trails itu masih berbentuk titik titik yang tidak terajut menjadi satu dan kehadiran kami disini untuk merajut titik titik tersebut agar ketemu dan menjadi satu,” papar Didi.

Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan lewat rilis berita diterima Waspada.id, Rabu (13/12) mengatakan, bahwa penyusunan SOP dan Paket Wisata Trail of The Kings adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk memasarkan Danau Toba kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

“SOP dan Paket Wisata Trail of The Kings adalah salah satu strategi untuk menjangkau pasar nasional maupun internasional melalui berbagai aktivitas yang menjadi trend masyarakat masa kini dan tetap membalutnya dengan narasi warisan geologi, warisan biologi dan warisan budaya yang ada di Kawasan Danau Toba,” ujar Jimmy.

Lebih lanjut Jimmy mengatakan, dengan adanya SOP dan paket wisata yang jelas mengatur sebuah perjalanan wisata, pasti akan memberi kemudahan bagi pelaku wisata seperti: travel operator, komunitas maupun bagi wisatawan itu sendiri.

SOP dan Paket Wisata Trail of The Kings akan memposisikan Danau Toba sebagai one single destination dalam promosi dan pemasarannya. Nantinya, produk wisata ini juga dikembangkan menjadi pola perjalanan wisata yang akan menghubungkan 8 Kabupaten, 16 geosite, 33 geopoint, 6 Kawasan Wisata Utama (KWU ITMP), puluhan desa wisata, ratusan cagar budaya dan sejarah, dan landmark-landmark utama lain di Kawasan Danau Toba.

Direncanakan produk ekowisata ini akan melalui rute sepanjang ± 1000 km secara total, mengelilingi Kawasan Danau Toba. Nantinya akan disusun paket wisata multi atraksi milenial/ Gen Z selama 5 hari 4 malam dan paket wisata multi atraksi keluarga selama 3 hari 2 malam. Produk wisata Trail of The Kings direncanakan akan dilaunching pada tahun 2024. (rg/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE