P.SIDIMPUAN (Waspada) : Satgas Stunting BKKBN Sumatera Utara (Sumut) Pauzi, S.Gz memberi edukasi dan pencerahan kepada warga Desa Salambue, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan agar peduli terhadap pencegahan dan penanggulangan stunting.
Edukasi terhadap warga Desa Salambue untuk peduli stunting tersebut diberikan Pauzi saat menjadi salah satu pemateri pada acara Sosialisasi Stunting yang digelar Pemerintah Desa Salambue di Aula Desa Salambue, Senin (26/2).
Kades Salambue, Ahmad Faisal Rangkuti, SE, mengatakan selain menghadirkan Pauzi dari Satgas Stunting BKKBN Sumut sebagai pemateri, pihaknya juga menghadirkan Kepala Puskesmas Pijorkoling, Ruslayni Pandai dan Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Nopiana Lepi.
Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan stunting itu juga dihadiri Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Peserta sosialisasi terdiri dari ibu hamil, ibu yang memiliki anak balita, remaja usia calon pengantin, Bidan Desa, Kader KB, PKK dan tokoh masyarakat.
Ahmad Faisal menegaskan bahwa pencegahan dan penanggulangan stunting merupakan program nasional.”Sosialisasi pencegahan stunting sangat penting sebab pencegahan stunting dapat berhasil jika masyarakat dapat memahami bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi stunting pada anak,” katanya.
Pauzi, S.Gz dari Satgas Stunting BKKBN Sumut mengatakan bahwa terdapat tiga komponen utama penanggulangan stunting yakni pola asuh, pola makan yang teratur serta air bersih dan sanitasi yang baik.”Kemudian orang tua yang merokok, termasuk disaat sebelum menikah dapat berpengaruh terhadap timbulnya stunting pada keturunannya,” tuturnya.
Kepala Puskesmas Pijorkoling, Ruslayni Pandia sebagai Nara sumber pertama dalam sosialisasi stunting tersebut menjelaskan bahwa stunting terjadi akibat pola hidup yang tidak teratur, termasuk menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik.
Dijelaskan, ciri anak yang stunting antara lain yakni memiliki tubuh yang pendek dari standard tinggi badan anak seusianya, berat badan yang lebih ringan dari standard anak seusianya, pertumbuhan tulang kambat dan mudah terserang penyakit.”Pencegahan stunting dimulai dari usia calon pengantin,” ucapnya.
Menurutnya, stunting dapat dicegah dan bukan hal yang memalukan sehingga orang tua yang anak yang dikategorikan stunting tidak perlu malu.”Stunting itu dapat dicegah, jadi jangan malu, anak dibilang stunting,” ucapnya.
Koordinator KB Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Noviana Lepi mengungkapkan salah satu penyebab stunting termasuk pernikahan dini.” Pernikahan dini dapat disebabkan akibat pengaruh lingkungan, ekonomi dan orang tua,” ungkapnya.
Noviana Lepi mengungkapkan, di Desa Salambue tercatat 27 anak stunting dan 165 Keluarga Rawan Stunting (KRS).”KRS ini merupakan gambaran keluarga yang berpotensi untuk memiliki anak,” ungkapnya. (a39).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.