BADAN Jalan Nasional, Doloksanggul-Siborongborong sudah retak meski belum seumur jagung. Waspada/Andi Siregar
DOLOKSANGGUL (Waspada): Proyek Preservasi Jalan Nasional, Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Doloksanggul-Siborongborong baru saja selesai dikerjakan akhir tahun 2024. Namun awal Januari-Februari 2025, proyek Kementrian PUPR melalui BBPJN Sumatera Utara yang menelam dana puluhan miliar rupiah itu sudah ditemukan badan jalan yang retak di beberapa titik serta ditambal sulam.
Pantauan Waspada, Rabu (5/2/2025) tambal sulam proyek hotmix yang dikerjakan PT. S itu diduga tidak dalam pengawasan dari pihak Satker PJN Wilayah II, BBPJN Sumatera Utara dan pihak kontraktor dari PT. S. Pasalnya dalam pekerjaan tambal sulam jalan nasional tersebut terlihat bergelombang, tidak merata dan terkesan asal jadi. Tambal sulam tadi terlihat jelas di titik perlintasan Desa Dolokmargu, Kec. Lintongnihuta, Kab. Humbang Hasundutan (Humbahas).
Warga setempat, Darto Silaban, 46, saat dimintai tanggapannya mengaku heran bagaimana standart kualitas konstruksi jalan nasional. Pasalnya baru saja selesai dikerjakan namun jalan nasional di depan rumahnya itu sudah retak dan kini ditambal sulam. “Sebagai masyarakat awam, kita tidak paham spesifikasi pengaspalan hotmix untuk jalan nasional. Namun secara kasat mata ini sudah parah. Sebab belum seumur jagung tapi kondisi jalan sudah retak dan dihiasi tambal sulam,” terangnya.
Warga lainnya Tording Purba, 65, mengakui tambal sulam dilakukan pihak kontraktor sekitar awal Januari 2025. Pelaksanaan tambal sulam itu hanya dilakukan para pekerja proyek dan operator alat stone walas kapasitas 1 satu ton, pekerja pengamprah aspal dan hotmix serta sopir truk pengangkut hotmix.
Pemerhati konstruksi, Josafat Simatupang, 42, saat dimintai tanggapannya, mengakui bahwa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan pengaspalan hotmix Jalan Nasional Doloksanggul-Siborongborong masih jauh dari harapan. Terbukti pekerjaan yang baru saja selesai harus dibongkar kembali dan dilakukan tambal sulam. “Pekerjaan konstruksi itu masalah kualitas bukan kuantitas apalagi isitas. Karena kualitas berdampak luas khususnya terhadap keselamatan pengendara. Sebab data membuktikan, tingginya lakalantas dipengaruhi kondisi kualitas jalan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, adanya retakan di badan jalan pada pembangunan preservasi jalan nasional Doloksanggul-Siborongborong diduga lapisan hotmix yang tipus dan tidak sesuai spek dalam kontrak. Pada lapisan yang tipis terlihat jelas kualitas rendah sehingga harus dengan cepat ditambal-sulam.
“Kualitas rendah secara kasat mata sudah dibongkar untuk ditambal sulam, bagaimana yang mengalami kerusakan tiga bulan kedepan, siapa yang bertanggungjawab. Apa itu akan menjadi proyek abadi untuk perawatan rutin tambal sulam. Kalau benar demikian, rendahnya kualitas proyek sudah kategori koorporasi dan korupsi berjamaah,” terang Josafat.
Terkait hal itu, Pejabat Pembuat Komitmen Satker PJN Wilayah II Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Surung Sirait saat dikonfirmasi melalui selulernya tidak membuahkan jawaban. Beberapa kali dicoba dihubungi melalui aplikasi WhatsApp, yang bersangkutan malah memblokir nomor WhatsApp wartawan.
Sama halnya dengan Wawan dari PT S, saat dikonfirmasi melalui selulernya, penangunggjawab proyek preservasi Jalan Nasional Doloksanggul-Siborongborong ini tidak berkenan memberikan jawaban. (cas/a08)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.