Bansos Dampak Inflasi Kenaikan BBM Diduga Dikorupsi, Warga Segel Kantor Desa Perliis

  • Bagikan
Bansos Dampak Inflasi Kenaikan BBM Diduga Dikorupsi, Warga Segel Kantor Desa Perliis
NELAYAN dan emak-emak geruduk kantor Desa Perlis, Kecamatan Brandan Barat. Waspada/Ist

P. BRANDAN (Waspada): Pengusutan kasus dugaan korupsi dana Bansos dampak inflasi kenaikan BBM tahun 2024 buat nelayan hingga kini mengambang, warga pesisir Desa Perlis, Kec. Brandan, menggeruduk kantor Desa Perlis, Kec. Brandan Barat, Kamis (8/1).

Warga yang terdiri dari nelayan tradisional dan emak-emak dengan membawa spanduk dan pengeras suara mendatangi kantor desa. Perwakilan masyarakat menyampaikan beberapa tuntutan lewat orasi yang digelar secara terbuka persis di depan kantor desa.

M. Sidik, salah seorang nelayan warga Dusun VIII, menyampaikan kekecewaannya karena sampai sejauh ini tidak ada penyelesaian terkait kasus dugaan korupsi Bansos dampak inplasi kenaikan BBM yang sangat merugikan nelayan.

Sidik meminta uang bantuan dikembalikan kepada nelayan yang berhak dan oknum perangkat desa yang diduga terlibat harus mengundurkan. Seandainya tuntutan ini tidak direspon, warga akan terus melancarkan aksi.

Menurut dia, masyarakat nelayan merasa sangat kecewa karena lambannya proses hukum berjalan. “Sebagai masyarakat kecil, kami kecewa atas lambannya penanganan kasus ini,” ujar nelayan itu.

Ungkapan senada juga disampaikan salah seorang ibu rumah tangga, Hayati, warga Dusun VII. Ia juga menyampaikan rasa kecewa karena lambannya proses hukum. “Sampai kini belum ada terlihat titik terang penanganan perkara ini,” tandasnya.

Hayati mendesak bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah buat masyarakat nelayan segera dikembalikan. “Kembalikan uang bantuan ini kepada nelayan dan proses hukum harus terus berlanjut,” ujarnya meminta pihak yang terlibat segera dipenjarakan.

Sejumlah nelayan mengaku mereka hanya menerima Rp100.000 dari Rp300.000 nilai bantuan. Bahkan, sebagian besar nelayan menyatakan bahwa Bansos tersebut sama sekali tak ada disalurkan kepada mereka.

Untuk menguatkan penyelewengan Bansos ini, para nelayan membuat surat pernyataan secara tertulis di atas materai Rp10.000 dan bukti surat pernyataan ini telah diserahkan kepada APH (aparat penegak hukum).

Sebelumnya, pada awal Agustus 2024, Unit Tipikor Polres Langkat turun ke Desa Perlis melakukan verfikasi data ratusan nelayan yang namanya terdata sebagai penerima bantuan dampak inplasi kenaikan BBM tahun 2022.

Sebulan kemudian, tepatnya pada tanggal 2 September, Inspektorat Pemkab Langkat didampingi personil Unit Tipikor Polres Langkat turun ke desa pesisir itu untuk melakukan audit terhadap nelayan penerima bantuan.

Namun, yang membuat masyarakat kecewa, perkembangan penanganan perkara yang merugikan masyarakat, termasuk merugikan keuangan negara ini hingga kini belum ada kejelasannya sehingga membuat masyarakat kembali melancarkan aksi demonstarasi.

Ketua BPD, Muklis, menduga telah terjadi praktik pemalsuan tandatangan nelayan secara masif, termasuk adanya dugaan penggelembungan data jumlah nelayan penerima bantuan uang tunai yang angkanya cukup signifikan.

Dugaan ini diperkuat setelah ia melakukan identifikasi dan cross check langsung dengan para nelayan yang bersangkutan. Menurutnya, sebanyak 850 nelayan yang namanya terdata sebagai penerima. Bansos ini disalurkan Dinas Kelautan dan Perikanan melalui para Kadus.

Karena tidak mendapatkan solusi atas tuntutan yang disampaikan, warga sekira pukul 16:00 memutuskan untuk membubarkan diri sembari menyegel kantor lurah. Menurut warga, segel akan dibuka kembali jika Kadus mengembalikan uang bantuan

Kades Perlis Junaidi Salim belum dapat untuk dimintai konfirmasinya terkait tuntutan warga yang merasa dirugikan karena Bansos mereka diselewengkan. Berulang kali WhatsApp-nya dihubungi, namun hanya menunjukan isyarat memanggil alias tak aktif.

Sementara, secara terpisah Camat Brandan Barat, Fathan Nur, selaku pimpinan wilayah saat dihubungi Waspada lewat panggilan WhatsApp untuk dimintai tanggapan atas aksi demo warga enggan merespon, padahal WA yang bersangkutan aktif alias berdering.(a10)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *