BATUBARA (Waspada): Pasang dalam dari laut atau di sebut pasang rob menggenangi sejumlah kawasan pesisir di Kabupaten Batubara, Jumat (23/8).
Pemerintah diharapkan turun tangan mengantisipasi atau setidaknya meminimalisir pasang tidak sampai tinggi menggenangi daratan yang di dalamnya terdapat permukiman, jalan dan berbagai prasarana umum lainnya.
Salah satunya di Labuhan Ruku Kecamatan Talawi tak luput menjadi sasaran genangan pasang laut.
Kawasan kelurahan yang terbagi 8 lingkungan dihuni sekitar ribuan kepala keluarga ini kerap menjadi sasaran banjir pasang mulai Lingkungan II Kampung Nipah, III dan V, terutama yang bersepadan dengan pinggir Sungai Batubara.
Menurut warga, banjir pasang sudah terjadi sejak beberapa hari, sampai sekarang, terutama waktu sore dan pagi hari kawasan pesisir ini menjadi sasaran genangan air asin, setelah waktunya surut pasang kembali ke laut, sehingga kawasan daratan yang tergenang menyisakan becek dan air terutama yang masih kondisi tanah.
Selain itu, genangan pasang juga masuk kedalam pelataran/teras rumah maupun ruko yang berada di pusat perbelanjaan ruas Jl Imam Bonjol dan Pasar Lama Labuhan Ruku.
Akibatnya, warga risih untuk melakukan aktivitas sebab debit pasang pagi lebih tinggi, bila dibanding pasang sore yang hanya sebatas menggenangi hamparan daratan, bahkan masuk kedalam ruko dengan ketinggian air setumit orang dewasa.
“Pagi tadi lantai ruko ini terendam pasang, namun masih mujur peralatan usaha di dalamnya sudah dikemaskan di atas meja sehingga tak sampai terendam,” ujar warga.
Setelah pasang surut warga terpaksa bekerja ekstra membersihkan lantai ruko maupun teras rumah dengan air bersih.
“Beginilah jika musim pasang dalam, terpaksa bekerja ekstra mencuci lantai yang terendam banjir pasang,” tukas Iqbal dan Mariana sang istri saat membuka usaha jualan sarapan pagi di warung kopinya persis di sisi jalan dan berdekatan dengan persimpangan tersebut.
Ia memperkirakan tingginya debit paang kali ini karena bersamaan hujan akhir-akhir ini membuat pasang laut tak terbendung menggenangi daratan dan meluas nyaris ke Jalinsum atau jalan protokol (Imam Bonjol) kecamatan.
Hal ini diperparah kondisi sungai yang telah mengalami pendangkalan membuat pasang meluber kedarat dan menipisnya hutan di pinggir sungai yang selama ini bermanfaat menghampang gelombang pasang dan abrasi.
Di samping itu sebagian beralih fungsi menjadi tanaman kelapa sawit ( perkebunan) dan area kaplingan pertapakan rumah sebelumnya dulu merupakan area hutan.
Perlu Solusi
Banjir pasang ini lanjut Iqbal, sudah berulangkali menjadi konsumsi berita media massa/online maupun medsos dan terakhir disampaikan kepada anggota DPRD Kabupaten Batubara yang berdomisili di Labuhan Ruku dengan harapan dapat meneruskan aspirasi mereka dan mencari solusi langkah penanggulangan agar warga yang terdampak tidak seterusnya risih jika musim pasang dalam. “Ini sudah saya teruskan kepada ketua, dengan harapan mencari langkah penanggulangan atau setidaknya meminimalisir ketinggian pasang menggenangi daratan,” ujarnya.
Apakah melakukan pendalaman sungai dan meninggikan sisi sungai dan membuat klip pintu air di titik anak sungai tempat keluar masuknya air laut.
“Ini aja dulu dilakukan jadilah. Kita berkeyakinan jika sisi sungai ditinggikan, bersamaan memasang klip pintu air, pasang laut dapat terkontrol saat masuk dan mengalir ke anak sungai dan menutup klip, sehingga banjir pasang dapat di minimalisir,” terang Iqbal dan diakui oleh Jhon Adek seorang tokoh masyarakat.(a18)