P. BRANDAN (Waspada): Aksi demo yang dilancarkan warga ke Pertamina dengan tuntutan agar perusahaan Migas tersebut membangun jembatan yang roboh di Alur Lebah, Kel. Pangkalan Batu, Kec. Brandan Barat, dinilai tidak tepat sasaran.
Irjal Samirza, salah seorang pekerja di perusahaan BUMN kepada Waspada, Minggu (30/10), mengutarakan, aksi demo ini yang dilakukan warga, Kamis (27/10), tidak tepat sasaran dan aksi ini sepertinya ada upaya pemaksaan kehendak dan ini sebuah ironi.
Menurut dia, jembatan ini dulunya dibangun Pertamina untuk kepentingan perusahaan, jadi kalau jembatan ini sekarang sudah tidak bisa dilalui lagi akibat roboh, kenapa masyarakat yang digerakan untuk melakukan aksi demo ke Pertamina.
Kalau pun infrastruktur ini sekarang dianggap akses vital buat kepentingan umum, katanya, maka langkah elegan yang harus dilakukan untuk upaya perbaikan adalah melayangkan surat permohonan ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), bukan melakukan aksi demo.
Menurutnya, untuk perbaikan jembatan ini dibutuhkan dana besar, yakni bisa mencapai miliaran rupiah, sedangkan kondisi Pertamina saat ini sedang sulit, di mana hasil capaian produksi minyak dan gas (Migas) masih jauh di bawah target.
Ia mensinyalir, aksi demo ini didalangi oleh oknum kontraktor yang sekarang ini sudah tidak mendapatkan proyek lagi dari Pertamina. “Kita menduga ada oknum yang menunggangi aksi masyarakat,” kata Irzal Samirza.
Koordinator aksi H. Usman dalam orasinya mendesak Pertamina segera memperbaki jemabatan yang telah rusak dan tak dapat dilalui. Menurutnya, jembatan ini adalah sarana menghubung antara Kel. Pangkalan Batu – Desa Lubuk Kertang.
“Kami dari masyarakat minta jembatan ini diperbaiki agar bisa di lintasi, apabila tidak ditanggapi, maka kami akan demo lagi dihari ulang tahun Pertamina dengan membawa jumlah masa yang lebih besar,” kata Usman.
(a10)
KONDISI jembatan Alur Lebah yang dibangun Pertamina puluhan tahun lalu di Kel. Pangkalan Batu, Kec. Brandan Barat, sudah tak dapat dilalui akibat ambruk. Waspada/Ist