PALAS (Waspada) : Menyusul penyebaran virus Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok di Kabupaten Padanglawas sudah 493 ekor hewan ternak sapi dan kerbau yang mati.
Demikian keterangan Kepala dinas perikanan dan peternakan kabupaten Padanglawas, Agus Salim Hasibuan, S.Pt bersama Kabid Peternakan, Abdul Muthalib, S.Pt, Rabu (11/1).
Dikatakan sejak penyebaran wabah penyakit ngorok akibat virus SE sampai sekarang ternak yang mati sudah mencapai 493 ekor, termasuk 332 ekor kerbau dan 161 ekor ternak sapi.
Dan dari 17 kecamatan di Kabupaten Padanglawas, angka kematian ternak kerbau yang tertinggi di kecamatan Huristak, mencapai 332 ekor, sedang untuk ternak sapi di kecamatan Hutaraja Tinggi, sebanyak 161 ekor sapi yang mati.
Pemerintah kabupaten Padanglawas melalui dinas perikanan dan peternakan telah membuat pos pelayanan kesehatan. Bahkan turun ke kandang ternak warga memberikan vaksin dalam upaya peningkatan kekebalan ternak.
Namun untuk hewan ternak yang dilepas liarkan, sangat sulit melakukan vaksin, maka kebanyakan ternak yang dilepas liarkan itu yang ditemukan sudah menjadi bangkai.
Sementara untuk ternak yang dikandangkan, kebanyakan bisa diselamatkan, bahkan banyak yang sembuh setelah dilakukan pengobatan dan penanganan serius.
Salah seorang peternak, Syukrianda Hasibuan, warga kecamatan Lubuk Barumun, kepada waspada mengatakan terkait penyebaran wabah virus SE ini tidak sedikit peternak yang mengeluh dan kewalahan mengubur ternak yang mati.
Apalagi lokasi kematian ternak kebanyakan di daerah yang sulit dijangkau kenderaan, juga tidak ada alat berat, terpaksa dikubur dengan menggunakan alat seadanya. Sehingga upah penguburannya sangat membebankan peternak. (a30/C)
Keterangan foto: Kadis perikanan dan peternakan kabupaten Padanglawas, Agus Salim Hasibuan, SPt berikan obat-obatan dan desinfektan persediaan di posko pelayanan kesehatan ternak. (Waspada/Ist)