PEMATANGSIANTAR (Waspada): Akibat penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai merah, tomat dan bawang merah, Kota Pematangsiantar mengalami deflasi -0,25 persen (mtm) pada April 2023.
“Realisasi itu lebih rendah berbanding realisasi Provsu yang mengalami deflasi -0,18 persen (mtm) dan realisasi inflasi nasional yang mengalami inflasi 0,33 persen (mtm) secara tahunan. Pematangsiantar mengalami inflasi 4,13 persen (yoy) secara tahunan,” sebut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Teuku Munandar tentang perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Pematangsiantar, Selasa (2/5).
Menurut Munandar, cabai merah mengalami deflasi -36,99 persen (mtm) dengan andil deflasi -0,27 persen, tomat dan bawang merah mengalami deflasi -33,07 persen (mtm) dan -11,82 persen (mtm) dengan andil inflasi -0,11 persen dan -0,08 persen.
“Berdasarkan informasi surveyor PIHPS, periode panen raya komoditas cabai merah dan tomat masih berlanjut di Kab. Simalungun, hingga mendorong terjaganya pasokan cabai merah dan tomat di Pematangsiantar selama periode April 2023,” jelas Munandar.
Pelaksanaan gerakan tanam cabai di akhir 2022, lanjut Munandar, juga turut mendorong terkendalinya harga cabai merah di Pematangsiantar dan penurunan harga bawang merah terjadi seiring dengan masuknya pasokan bawang merah dari Kab. Samosir.
“Penurunan harga beberapa komoditas pangan juga tidak terlepas dari sinergi kuat TPID dalam menjalankan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan pelaksanaan pasar murah berbagai komoditas pangan terus berjalan secara intensif, khususnya dalam menyambut periode HBKN Idul Fitri 1444 H,” sebut Munandar.
Di sisi lain, lanjut Munandar, beberapa komoditas terpantau mengalami inflasi pada April 2023, diantaranya komoditas ikan dencis, rokok kretek filter dan mobil. “Ikan dencis mengalami inflasi 7,84 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,06 persen, rokok kretek filter dan mobil masing-masing mengalami inflasi 1,01 persen (mtm) dan 1,29 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,04 persen dan 0,03 persen.”
Kenaikan harga ikan dencis, imbuh Munandar, penyebabnya akibat berkurangnya pasokan ikan dencis di Pematangsiantar seiring dengan mayoritas nelayan yang libur melaut di periode Hari Raya Idul Fitri 1444 H dan kenaikan harga rokok kretek filter berlanjut dari periode sebelumnya seiring dengan kenaikan harga cukai rokok 10 persen di 2023.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, lanjut Munandar, penyumbang utama deflasi dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi -0,81 persen (mtm) dengan andil deflasi -0,31 serta kelompok transportasi menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan realisasi inflasi 0,23 persen (mtm) dan andil inflasi 0,03 persen.
Selain itu, berdasarkan disagregasi inflasi, kelompok Volatile Food mengalami deflasi -1,59 persen (mtm) dengan andil deflasi -0,40 persen dan kelompok Inflasi Inti serta Administered Price masing-masing mengalami inflasi 0,19 persen (mtm) dan 0,21 persen (mtm) dengan andil inflasi masing-masing 0,10 persen dan 0,05 persen.
Dalam upaya untuk mengendalikan inflasi di April 2023, lanjut Munandar, TPID kabupaten/kota di wilayah kerja KPw BI telah melaksanakan beberapa program seperti monitoring harga komoditas secara harian melalui PIHPS maupun harga Diskoperindag.
Kemudian, inspeksi mendadak pasar dengan pimpinan kepala daerah bersama Forkopimda di Pematangsiantar dan pelaksanaan pasar murah selama lima hari di delapan titik, pelaksanaan HLM TPID se wilayah kerja KPw BI pada 5 April 2023 serta hadir TPID delapan kabupaten/kota, Kabiro Perekonomian Sumut, Direktur Bapanas dan guru besar IPB.(a28)