Air Kanal Diduga Tercemar Masyarakat Gatal-Gatal

  • Bagikan

KISARAN (Waspada): Diduga air kanal tercemar, masyarakat Desa Silo Baru, Kec Silau Laut, Dan Pematang Seibaru, Kec Tanjungbalai, Kab Asahan terserang gatal-gatal selama empat bulan, untuk mengetahui penyebab Dinas Lingkungan Hidup mengambil sampel air untuk uji laboratorium.

Kades Silo Baru, Kec Silau Laut Ahmad Sofyan, saat dikonfirmasi Waspada, Kamis (20/1) menuturkan bahwa kanal berasal dari Kec Airjoman, dan melintasi Desa Lubuk Palas, Pematang Seibaru, dan Silo Baru, dan bermuara ke laut.

“Ada dugaan air kanal ini tercemar, karena banyak masyarakat Silo Baru mengalami gatal-gatal hingga menimbulkan nanah dan berkudis, dan kejadian sejak 4 bulan lalu,” jelas Sofyan.

Tidak hanya itu, penyakit susah sembuh, dan bisa menular kepada orang lain. Dan untuk sementara ini terdata ada sekitar 50 mengalami sakit kulit gatal-gatal karena air kanal itu.

“Kami berharap Pemkab Asahan untuk bergerak cepat dengan mengambil sampel air untuk uji laboratorium, apakah air benar tercemar atau ada penyebab lain,” jelas Sofyan.

Sofyan juga telah melakukan koordinasi dengan Pemkab Asahan dan sekarang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat yang terserang gatal-gatal di Dusun X Desa Silo Baru.

“Kini pengobatan sedang berlangsung,” jelas Sofyan.

Sedangkan salah satu warga Pematang Seibaru, Kec Tanjungbalai, M.Amin menuturkan bahwa penyakit gatal-gatal itu penyakit biasa, namun lama kelamaan banyak masyarakat mengeluhkan hal yang sama, sehingga memasang plang bahwa air ini tidak bisa digunakan karena bisa terserang penyakit.

“Kami pikir penyakit gatal biasa. Lama kelamaan makin banyak masyarakat yang mengeluh gatal – gatal terutama yang tinggal di pinggir kanal. Sehingga kita memasang pengumuman untuk tidak menggunakan air kanal ini,” jelas Amin.

Enam Titik

Di lain tempat Kadis Lingkungan Hidup Kab Asahan Rahmat Hidayat Siregar, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan itu, sehingga Bidang Pengawasan dan Laboratorium mengambil 6 titik sampel air di kanal itu yang diduga tercemar, untuk diuji laboratorium dan mengetahui dengan jelas apakah air tercemar atau tidak.

“Tim kita sedang bekerja, dan sekarang kita masih menunggu hasil laboratorium,” jelas Hidayat.

Hidayat menghimbau masyarakat terutama para pelaku usaha untuk tidak membuang limbah ke parit, kanal atau sungai, dan sebaiknya berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk uji laboratorium terhadap limbah, sehingga bisa diberikan solusi dan tidak mengganggu ketertiban umum.

“Mari kita cintai lingkungan kita, untuk kehidupan yang lebih baik,” jelas Hidayat. (a02/a19/a20)

  • Bagikan