Scroll Untuk Membaca

PendidikanSumut

30 Mahasiswa Arsitektur Unpar Penelitian Rumah Batak Ke Silaen

Bupati Toba foto bersama sebelum lepas 30 mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan yang tergabung dalam yang Arsitektur Hijau untuk melakukan Penelitian Rumah Batak ke Silaen, Kabupaten Toba, Senin (7/8). Waspada/Ramsiana Gultom
Bupati Toba foto bersama sebelum lepas 30 mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan yang tergabung dalam yang Arsitektur Hijau untuk melakukan Penelitian Rumah Batak ke Silaen, Kabupaten Toba, Senin (7/8). Waspada/Ramsiana Gultom
Kecil Besar
14px

TOBA (Waspada) : Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus memberangkatkan 30 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) yang tergabung dalam komunitas Arsitektur Hijau melakukan penelitian Rumah Batak di Desa Hutanamora Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba. Pemberangkatan dilakukan dari Balai Data Kantor Bupati Toba, Senin (7/8).

Arsitektur Hijau akan melaksanakan penelitian selama 8 hari lamanya di Kabupaten Toba. Sasaran utamanya di tiga dusun di Desa Hutanamora yakni Banjar Ganjang, Kampung Lumban Baringin dan Lumban Pea.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

30 Mahasiswa Arsitektur Unpar Penelitian Rumah Batak Ke Silaen

IKLAN

Koordinator Wadah Minat Arsitektur Hijau, Michael Fredericko menyampaikan, kehadiran Arsitektur Hijau di Kabupaten Toba karena melihat ada banyak arsitektur lokal yang sangat bagus di Toba, salah satunya adalah rumah Batak.

“Kami melihat arsitektur lokal di sini sangat luar biasa dan itu yang sedang kami coba lihat dan kami coba lestarikan, supaya jangan sampai arsitektur lokal itu hilang sebelum bisa dilestarikan lebih lanjut. Semoga pembelajaran kami di sini bisa berjalan lancar dan hasil dari pembelajaran ini bisa berguna ilmu dan masyarakat,” ujarnya.

Ketua Pelaksana Ekspedisi Toba 2023, Dennis Giovincent menyampaikan fokus dari komunitas mereka adalah belajar dari kampung-kampung yang belum ada terdata di Indonesia ini. Kini Arsitektur Hijau sudah angkatan ke 38. Dalam kesempatan itu juga, pihaknya menunjukkan beberapa foto ekspedisi yang sudah dilakukan sejak angkatan pertama hingga yang terakhir di Rendu NTT pada tahun 2022 lalu.

“Untuk ekspedisi ini sebenarnya lebih kami ingin belajar arsitektur lokal baik menyangkut antropologi dan segala macam, supaya bisa kami dokumentasikan , supaya bisa kami catat. Jangan sampai arsitektur lokal itu hilang,” tuturnya, sembari contohkan satu kampung yang sudah pernah dilakukan ekspedisi lalu mengalami kebakaran. Berkat catatan ekspedisi yang pernah dilakukan oleh Arsitektur Hijau akhirnya kampung itu bisa direvitaslisasi kembali.

Bupati Toba dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Arsitektur Hijau yang telah memilih Kabupaten Toba sebagai obyek penelitian di tahun 2023 ini. Bupati berharap apa yang dikerjakan mereka nantinya akan menjadi sebuah catatan penting yang nantinya akan disajikan sebagai bahan edukasi di Dinas Pariwisata bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke Toba.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga memaparkan berbagai filosofi Batak yang sangat bermakna dan masih ditetapkan hingga saat ini, seperti 3 warna dalam gorga Batak, jumlah tangga rumah Batak, empat jenis rumah Batak dan arti gambar atau ukiran yang ada di ruma Batak serta kualitas dan ketahanan ruma Batak yang dibangun tanpa menggunakan paku.

“Ruma orang Batak sangat tahan sekali, termasuk tahan gempa. Bahkan untuk gempa kekuatan 9 skala richter juga masih tahan, padahal itu dibangun tanpa paku tapi bisa kuat dan kokoh,” terang Poltak Sitorus.

Dia berharap seluruh peserta ekspedisi mendapatkan ilmu baru selama melakukan penelitian.

“Semoga kalian dapat ilmu sebanyak-banyaknya lalu tuliskan sebagai pertinggal bagi kami untuk ada kami jual di Dinas Pariwisata. Lalu semakin layaklah rumah Batak ini kami jadikan homestay dan diminati oleh wisatawan mancanegara. Di tempat wisata harus ada ilmu pengetahuan dan edukasi dan menjadi cerita yang dibawa pulang oleh setiap wisatawan yang tinggal di rumah Batak tersebut,” harap Poltak Sitorus.

Tak luput Bupati juga mempromosikan berbagai event internasional yang akan digelar di Danau Toba, seperti Formula One Power Boat (F1H2O) yang akan digelar kedu akalinya pada Februari 2023 nanti dan Jet Sky internasional yang akan digelar pada November tahun 2023 ini. Bupati mengajak para Mahasiswa ini untuk kembali ke Balige dan menyaksikan langsung Jet Sky terbesar di Dunia yang akan digelar selama 5 hari di Danau Toba. (rg)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE