Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Tim Dosen USU Terjun Ke Kelompok Wanita Tani Aisyiyah Desa Sei Rotan

Menjaga Ketahanan Pangan Keluarga

Tim Dosen USU Terjun Ke Kelompok Wanita Tani Aisyiyah Desa Sei Rotan


MEDAN (Waspada): Untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi keluarga Tim LPPM USU terjun langsung ke Kelompok Wanita Tani Aisyiyah di Desa Sei Rotan, Deliserdang, Sumatera Utara. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan atas dukungan Universitas Sumatera Utara dengan sumber dana dari non PNBP LPPM USU tahun 2024.

Kegiatan pengabdian ini berfokus pada pengoptimalisasian potensi pekarangan rumah tangga sebagai upaya menjaga ketahanan pangan, terutama ketahanan pangan keluarga. Program pengabdian ini berlangsung selama bulan Juni – September 2024.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tim Dosen USU Terjun Ke Kelompok Wanita Tani Aisyiyah Desa Sei Rotan

IKLAN

Dengan tim yang terdiri dari Rahma Hayati S.sos, M.Sos (ketua). Rahma merupakan dosen program studi sosiologi. Dengan anggota Drs, T. Ilham Saladin, M.SP (anggota) , Dra. Lina Sudarwati M.Si (anggota), yang terdiri dari dosen program studi sosiologi. Serta turut dalam tim, 3 mahasiswa program studi sosiologi yaitu citra Saputri Dewi, Nahwa Zainab Marpaung , Mhd. Yaderafli Lubis.

Tim pemberdaya telah melakukan sosialisasi terkait potensi yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Sei Rotan. yaitu dengan luasnya pekarangan rumah yang dimiliki sebagian besar masyarakatnya. Kelompok Wanita Tani Aisyiyah menjadi penggerak dalam pemanfaatan pekarangan rumah dengan cara bercocok tanam. Namun, sayangnya terdapat beberapa kendala yang dirasakan oleh KWT Aisyiyah sehingga pemanfaatan pekarangan belum bisa dilaksanakan secara optimal.

Tim pemberdaya telah berdiskusi bersama seluruh anggota KWT Aisyiyah terkait kendala-kendala yang mereka hadapi selama kegiatan pengoptimalisaian pekarangan dengan bercocok tanam. Beberapa kendalanya yaitu adanya lahan kosong yang belum ditanami tanaman, kurangnya ketersediaan alat pertanian, dan kurangnya pengetahuan kelompok terkait budidaya tanaman yang beragam.

Berlandas pada kendala tersebut, Tim Pemberdaya melakukan penguatan optimalisasi pekarangan yang dimulai dengan memenuhi kebutuhan pertanian KWT Aisyiyah seperti 3000 benih dan bibit tanaman holtikultura, 10 cangkul, 10 gembor, 10 sekop, 2000 buah polybag, 50 Kg pupuk organik, serta 10 m³ x 200.000 m³ tanah, kompos, dan sekam bakar.

Tim pemberdaya melakukan pendampingan selama proses pembenihan dan penanaman tanaman holtikultura. KWT Aisyiyah juga memiliki rumah bibit yang digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman selama proses pembenihan.

Saat ini, sebagian besar benih tanaman sudah tumbuh dengan baik dan subur. Untuk memotivasi anggota KWT Aisyiyah agar lebih semangat dalam upaya meningkatkan kemandirian pangan yaitu dengan memberikan reward dan apresiasi berupa bibit unggul kepada 10 orang terpilih yang berhasil mengembangkan lahannya sehingga upaya optimalisasi lahan dan pekarangan tercapai.

Dalam kegiatan ini tim pengabdian sepakat merancang program dengan menggunakan Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Adapun pendekatan yang digunakan adalah Partisipatory Rural Appraisal (PRA), yaitu pendekatan yang digunakan untuk merumuskan perencanaan dan kebijakan di pedesaan dengan melibatkan masyarakat (Chambers, 1994).

Dalam program ini tim pengabdian telah merancang beberapa tahap dalam keberhasilan nya. Yaitu tahap pertama melakukan Penyerahan kebutuhan-kebutuhan selama proses penanaman kepada seluruh anggota Kelompok Wanita Tani AisyiyahPenyerahan kebutuhan-kebutuhan untuk kegiatan bertani ini bertujuan untuk mendorong minat masyarakat dan memfasilitasi kebutuhan yang mereka perlukan untuk dapat memanfaatkan pekarangan rumah dengan optimal.

Tahap kedua, Penyemaian benih dan penanaman bibit tahap pertama. Yaitu Benih dan bibit yang telah diberikan kemudian dibagikan kepada seluruh anggota KWT Aisyiyah secara merata. Pada tahap ini, Seluruh anggota KWT Aisyiyah akan melakukan penanaman di pekarangan rumah mereka masing-masing. Anggota KWT Aisyiyah juga sangat diperbolehkan menggunakan seluruh material yang telah diberikan untuk mempermudah proses penanaman.

Tahap ketiga, penyemaian benih dan penanaman benih tahap kedua. Selain melakukan penyemaian benih dan penanaman bibit di pekarangan rumah, penyemaian benih dan penanaman bibit juga dilakukan di rumah bibit. Rumah bibit merupakan sebuah tempat atau area yang diperuntukkan secara khusus sebagai tempat pemprosesan benih tanaman menjadi bibit atau semai sehingga dapat ditanam di media tanah yang lebih luas.

Penyemaian sebagian benih lainnya dilakukan di rumah bibit dengan tujuan agar pertumbuhan benih dapat lebih optimal suhu yang stabil, kelembapan udara yang merata, dan melindungi benih tanaman dari hujan langsung dan angin yang kencang serta benih dapat terlindung dari serangan hama. (m13)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE