Soal PTM 100 Persen, Ini Pesan Nadiem Untuk Sekolah

  • Bagikan

BANDUNG (Waspada): Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memberi semangat kepada para pelajar dan guru yang menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Hal itu dilakukannya saat mengunjungi SMP Negeri 2 Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1).

Setibanya di sekolah, Mendikbudristek langsung meninjau dua ruang kelas yang tengah melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Sebelum ke SMPN 2, Mendikbudristek Nadiem mendampingi Presiden menghadiri Dies Natalis Universitas Parahyangan ke-67.

“Selamat siang adik-adik. Kalian pasti senang sudah bisa kembali ke sekolah belajar bersama guru langsung di ruang kelas. Saya mohon selama belajar di kelas tetap menggunakan masker dan menjaga protokol kesehatan, agar kita tetap bisa belajar dengan aman dan nyaman,” sapa Nadiem yang disambut hangat para siswa.

Percakapan antara mendikbudristek dan para siswa berlangsung akrab. Beberapa siswa bahkan bertanya kepada Nadiem dalam Bahasa Inggris.

Di akhir pertemuan dengan siswa, Nadiem mengingatkan agar seluruh pihak di sekolah selalu menerapkan protokol kesehatan selama pembelajaran.

Dalam sesi jumpa pers, Nadiem mengatajan kalau keputusan satuan pendidikan untuk melakukan PTM terbatas secara penuh dilakukan berdasarkan penyesuaian SKB Empat Menteri mengenai penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang diterbitkan pada 21 Desember 2021. Peraturan tersebut mengatur tentang pemantauan pembelajaran tatap muka (PTM) dan perkembangan situasi pandemi Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan.

“Artinya, SKB ini sudah mengakomodir seluruh situasi pandemi. Mulai dari PPKM level terendah sampai yang paling tinggi. Daerah dapat mengacu pada SKB dan menentukan sesuai kebutuhannya. Apabila kasus Covid-19 klaster omikron ini berkembang, maka koordinasi terkait PTM dapat disesuaikan apakah 100 persen atau harus 50 persen,” tegas Nadiem.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Hidayat, merespon dengan baik dan mendukung pelaksanaan PTM terbatas sesuai dengan SKB Empat Menteri. Hikmat mengatakan Kota Bandung telah menerapkan PTM terbatas 100 persen. Ia menyebut, seluruh sekolah tersebut telah memenuhi daftar periksa pelaksanaan PTM terbatas.

“Seluruh guru di Kota Bandung dan siswa usia di atas 12 tahun sudah divaksinasi, sedangkan yang berusia 6-12 tahun baru 34,2 persen yang sudah divaksinasi,” ujarnya sembari mengingatkan bahwa vaksinasi bagi pelajar bukanlah syarat dalam melaksanakan PTM terbatas.

Hikmat menyampaikan untuk membuka seluruh satuan pendidikan di Kota Bandung, dinas pendidikan berkoordinasi dengan dinas kesehatan, satgas Covid-19 kewilayahan, yaitu camat dan lurah untuk merekomendasikan sekolah yang layak melaksanakan PTM terbatas. Ia menambahkan sebelumnya pelaksanaan PTM dilakukan secara bertahap. “Tahap pertama 330 sekolah, tahap kedua 1.677 sekolah, tahap ketiga 632 sekolah. Jadi total 2.639 sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas,” urainya.

Kepala SMPN 2 Kota Bandung, Erni Kusniati menuturkan sekolah yang dipimpinnya sudah menerapkan PTM terbatas secara penuh selama dua minggu. Ia menambahkan pihaknya mendapatkan dukungan dari orang tua siswa untuk membuka sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Para siswa sangat antusias untuk datang ke sekolah. Ketika masuk, anak-anak harus mencuci tangan terlebih dahulu, lalu diperiksa suhunya dan kantin sekolah tidak diperkenankan untuk dibuka. Jadi mereka membawa bekal masing-masing dari rumah,” jelasnya.

Saat ini, SMPN 2 Kota Bandung menampung 1.036 siswa yang terbagi dalam 31 rombongan belajar. Menurut Erni, selama PTM terbatas para siswa berada di sekolah selama 4,5 jam atau 6 jam pelajaran.

”Semua siswa dan 48 guru semuanya sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19,” imbuhnya.

Setelah mengunjungi sekolah, Nadiem bergerak menuju Universitas Padjadjaran untuk menjelaskan strategi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di 2022 ini.

Dia mengatakan ada peningkatan signifikan terkait jumlah peserta dan anggaran. Jika tahun 2021 kuota yang disediakan sebanyak 50 ribu mahasiswa lewat program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dan Merdeka Mengajar, maka tahun ini jumlahnya naik menjadi 150 kuota. (J02)

  • Bagikan