TANGERANG SELATAN (Waspada): Universitas Terbuka (UT) terus berupaya meningkatkan kolaborasi dalam riset dan penelitian multidisplin ilmu. Tidak hanya bagi kalangan UT sendiri, melainkan juga ke berbagai perguruan tinggi nasional dan dunia, juga dunia industri dan dunia usaha.
Hal itu menjadi tema utama dalam kegiatan International Conference on Multidisciplinary Academic Studies (ICoMUS) yang ke-3, bertempat di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Kamis (31/10/2024). Tahun ini, konferensi mengangkat tema “Collaborative Synergy for Deepening Research Understanding Towards Internationalization” yang bertujuan memperkuat kolaborasi riset untuk meningkatkan kualitas, relevansi, dan dampak penelitian dalam skala global.
Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UT, Prof Dewi Artati Padmo dalam pidato sambutannya mengatakan, ICoMUS 3 adalah konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh UT untuk menghubungkan akademisi dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu.
“Melalui konferensi ini, ICoMUS berupaya mendorong kolaborasi internasional dan memfasilitasi diskusi akademik yang produktif dalam mendukung internasionalisasi riset dan pendidikan tinggi di Indonesia,” ujar Dewi.
Saat ini, lanjut Dewi, sejumlah penelitian yang berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu tengah dilakukan UT. Salah satunya mengenai kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI) yang mendukung pembelajaran jarak jauh.
“Ada juga beberapa penelitian lain terkait teknologi industri kreatif, yang kini tengah memasuki tahap menuju hilirisasi industri,” imbuh Dewi.
Wakil Rektor UT Bidang Akademik Dr. Mohamad Yunus mengatakan, UT memang tengah terus meningkatkan iklim riset dan penelitian berbasis kolaborasi. Kuantitas dan kualitas penelitian juga ditingkatkan, termasuk anggaran yang disediakan.
“Kami sangat mendukung lahirnya riset-riset bersama yang melibatkan seluruh sivitas kampus, mulai dari pegawai, dosen sampai mahasiswa di UT,” kata Yunus.
Wakil Rektor UT Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis, Dr Rahmat Budiman mengatakan, anggaran yang disediakan UT untuk penelitian terus ditingkatkan, seiring meningkatnya proposal yang diajukan. Merujuk pada capaian tahun ini, pada 2025 akan disiapkan anggaran riset senilai Rp40 miliar.
“Dengan catatan, angka itu bisa berubah jika proposal yang diterima meningkat. Ini terbuka bagi pegawai, dosen dan mahasiswa,” kata Rahmat.
Ditambahkan Rahmat, proposal yang masuk akan dinilai oleh tim independen supaya tetap terjadi kualitas penelitiannya.
ICoMUS 3 menghadirkan keynote speaker utama Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr., yang menjabat sebagai Director of Research, Technology and Community Service Indonesia. Dalam sesi utama, Prof. Faiz membawakan materi berjudul “Policy & Programs of the Directorate for Research, Technology and Community Service (DRTPM) to Strengthen Collaboration and to Leverage Research Quality, Relevancy & Impact”. Materi ini menyoroti kebijakan dan program DRTPM dalam mendukung kolaborasi penelitian dan mengembangkan kualitas serta relevansi riset yang berdampak bagi masyarakat luas.
Selain keynote speaker, ICoMUS 3 juga menampilkan tiga pembicara internasional terkemuka, yaitu Reynaldo B Vea dari Mapua University, Filipina, yang membawakan topik “Mapua University: Multidisciplinary Studies” untuk mendiskusikan pendekatan riset multidisiplin di lembaganya.
Ada juga Dr. Wesley Teter dari University of Tokyo dan pendiri Mavericks, yang menyampaikan topik “Data-Driven Governance: Reorienting Lifelong Learning Systems” tentang pentingnya sistem pembelajaran seumur hidup yang berorientasi pada data.
Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. dari Universitas Terbuka, Indonesia, hadir sebagai pemakalah dengan topik “Collaborative Research: Some Notes for Success” yang memberikan wawasan mengenai praktik terbaik dalam kolaborasi penelitian.
Konferensi ICoMUS 3 tahun ini menarik perhatian sekitar 300 peserta yang terdiri dari 130 presenter yang memaparkan hasil riset mereka secara luring maupun daring, serta 158 partisipan lainnya. Selain itu, turut hadir pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN dan PTS) di wilayah Jabodetabek, perwakilan dari Belmawa, dan pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sorotan khusus pada ICoMUS tahun ini adalah partisipasi seorang mahasiswa Universitas Terbuka yang disabilitas sebagai salah satu presenter. Kehadirannya menunjukkan komitmen Universitas Terbuka dalam memberikan akses pendidikan inklusif bagi semua lapisan masyarakat dan mendorong partisipasi yang setara di dunia akademik. (J02)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.