Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Nilai Agama Pada Era Revolusi Industri 4.0

Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Nilai Agama Pada Era Revolusi Industri 4.0

PERUBAHAN sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak semua berarti kemajuan, tetapi ada pula kemunduran yang terjadi di masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial ini sangat rentan mempengaruhi masyarakat di berbagai kalangan, khususnya pada kalangan remaja yang sangat mudah terbawa dan menerima banyak perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial merupakan segala perubahan yang terjadi pada lembagalembaga yang ada dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap dan pola perilaku masyarakat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Nilai Agama Pada Era Revolusi Industri 4.0

IKLAN

Di Era revolusi industri 4.0 perubahan dalam masyarakat itu terasa semakin pesat, pada era ini semua hal dapat di akses di internet. Karena pada era ini semua aspek di kehidupan manusia itu mengalami otomatisasi dan digitalisasi.

Era revolusi industri 4.0 ini adalah era penerapan teknologi fiber dan sistem jaringan terintergrasi. Hal ini tentunya membawa perubahan besar pada masyarakat. Era industri 4.0 atau yang biasa kita tahu sebagai revolusi industri 4.0 menuntut manusia untuk dapat mengimbangi kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Era 4.0 ini menjadikan manusia berperilaku konsumtif karna masyarakat lebih menyukai sesuatu yang mudah dan gampang viral. Hal ini yang berdampak buruk dan menjadikan masyarakat bersikap konsumtif.

Perilaku konsumtif sendiri Menurut Aprilia & hartoyo (2013 :73) diartikan sebagai perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor – faktor sosiologis didalam kehidupannya yang ditunjukkan untuk mengkonsumsi secara berlebihan atau pemborosan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan.

Era 4.0 ini pun menjadikan manusia lupa akan jati dirinya sebagai umat beragama, karna digitalisasi beberapa nilai nilai agama luntur dan menjadikan manusia lupa hakikatnya hidup didunia untuk mengumpulkan pahala sebanyak mungkin sebagai bekalnya diakhirat kelak.

Salah satu pengaruh dari perubahan sosial di Era 4.0 adalah nilai-nilai agama. Nilai itu sendiri merupakan sesuatu yang tidak bisa dilihat, diraba dan tidak dapat dirasakan dalam ruang lingkup. Menurut ahli Frondizi (2001) nilai merupakan kualitas yang tidak nyata, dimana nilai suatu objek merupakan sifat, kualitas atau sui generis yang dimiliki objek tersebut.

Pengertian nilai agama itu sendiri merupakan peraturan nilai-nilai ajaran agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Emile Durkheim pengertian nilai agama merupakan suatu praktik yang berhubungan dengan kepercayaan hal suci serta bersifat mempersatukan manusia.

Nilai nilai yang mulai tergerus dalam perkembangan era 4.0 ini salah satunya terdapat dalam nilai kultural. Adanya perilaku konsumtif yang timbul dari dampak globalisasi di era 4.0 menjadi suatu fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Perilaku individu yang mengonsumsi barang atau jasa melebihi kebutuhan yang wajar sudah mencerminkan ketidak patuhan kepada nilai dalam agama, pembelian secara berlebihan membuat dampak mubazir terbuang sia-sia jika tidak di gunakan dengan baik. Dalam contoh pembelian pakaian, tindakan masyarakat sekarang lebih mengutamakan fashion nya (outfit) daripada memikirkan nilai guna dari pakaian tersebut.

Bahkan sampai adanya tindakan meninggalkan kebiasaan dan juga ajaran-ajaran dalam berpakaian yang baik dalam agama.

Nilai religius yang juga sudah mulai tertinggal dalam kehidupan bermasyarakat membuat hal ini menjadi tantangan yang rumit, Mempertahankan nilai-nilai tersebut merupakan tantangan terberat dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Oleh karena itu, disinilah peran agama diperlukan. Pendidikan agama sangat penting sekali bagi manusia, pendidikan agama sudah harus diterapkan dari masih kecil hingga dewasa. Manusia selalui dikelilingi oleh pendidikan, baik itu secara formal, non-formal bahkan informal.

Oleh karena itu, pendidikan sesungguhnya sudah ditanam dari lingkungan keluarganya sebelum masuk pada tatanan sosial lebih jauh.

Pendidikan agama juga turut menciptakan etika yang beradab dari karakter seseorang, baik kepada Sang Pencipta, sesama manusia, lingkungannya, serta dirinya sendiri. Perlu adanya kesadaran dalam mempertahankan nilai-nilai yang seharusnya tetap dipertahankan dalam suatu agama.

Ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab suci yang terdapat dalam masing-masing agama hendaknya tetap di laksanakan sebagaimana penentuannya antara yang baik dan yang benar. Apalagi dengan semakin berkembang pesatnya teknologi dan platform digital, yang memudahkan siapa saja untuk mengakses apapun itu dimana saja. *
(Penulis : Widisyah Putri, Febrian Josua Halomoan Sihombing, Devi Triana Sembiring, Iren Megi Situmeang, Khairunnisa Nasution. Dosen Pembimbing : Rahma Hayati Harahap S.Sos, M.Sos)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE