JAKARTA (Waspada): Tidak ada yang lebih membuat bahagia dan terharu ketika inovasi atau hasil penelitian dari riset yang dilakukan sepenuh hati, berguna bagi masyarakat luas. Hal itu yang dirasakan peneliti dari Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Dr Eng Abdul Kadir Muhammad S.T, PG, Dipl.M.Eng, Dharma Aryani S.T, M.T, Ph.D dan seorang lulusan PNUP bernama Adi Ardiansah yang juga menjadi bagian dari tim peneliti.
“Hasil inovasi kami memang berbasis potensi dan kearifan lokal. Ini bentuk dukungan akademisi bagi kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar kampus,” ujar Abdul Kadir yang juga Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) PNUP, saat berpameran di Higher Education Partnerships Conference (HEPCON) 2024, yang diselenggarakan di Balai Kartini Convention Center Jakarta, 29 sampai 31 Agustus 2024.
HEPCON menjadi wadah bertemu dan berkolaborasi antara institusi pendidikan tinggi, dunia usaha, dan asosiasi sekolah
Di stand PNUP, ada 4 hasil riset yang dipamerkan. Tiga hasil riset berasal dari Center for Mechatronics and Control Systems dan satu inovasi dari Center of Electronics and Intellegent system research and innovation (CEISRI).
Dharma Aryani S.T, M.T, Ph.D, ketua Center of Electronics and Intellegence System Research and Innovation (CEISRI) PNUP mengatakan, institusinya berhasil mengembangkan SolarMF, sebuah aplikasi yang berfungsi untuk memprediksi dan memetakan potensi solar dan klimatologikal data.
“Inovasi ini bekerja sama dengan PLN,” kata Dharma.
Sedangkan dari Center for Mechatronics and Control Systems PNU ada robot rehabilitasi lengan bagi penderita stroke berbasis AI dan IoT menjamin pemulihan optimal bagi penderita stroke
Dijelaskan Abdul Kadir, stroke jadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Prevalensinya tinggi di Indonesia. Sementara rumah sakit seringkali kesulitan mengadakan robot rehabilitasi karena keterbatasan biaya.
“Penelitian kami mengembangkan robot rehabilitasi berbasis AI dan IoT yang lebih terjangkau,” kata Kadir.
Teknologi AI pada robot mampu menyesuaikan rehabilitasi secara otomatis sesuai kebutuhan spesifik setiap pasien. Jadi latihannya lebih tepat dan efektif.
Sementara IoT berfungsi memantau kemajuan pasien secara real time dan memungkinkan terapis melihat perkembangan dan menyesuaikan program rehabilitasi dari jarak jauh sekalipun.
Kombinasi dua teknologi ini memberi umpan balik langsung pada pasien selama latihan, seperti saran tentang perbaikan gerakan bahkan motivasi yang mempercepat proses penyembuhan.
Teknologi lainnya adalah Smart RTG Crane. Rubber Tyred Gantry (RTG) crane adalah alat umum yang digunakan pada terminal peti kemas untuk mengangkat dam menyusun petikemas. Cara kerjanya adalah dengan mengayunkan peti kemas ke tempat yang dituju.
Sayangnya, seringkali terjadi pemborosan energi karena ayunan yang dilakukan, salah. Belum lagi ancaman keselamatan akibat ayunan atau benturan yang kurang tepat.
Karena itu, target kerja Smart RTG Crane karya Poltek Negeri Ujung Pandang ini adalah memastikan RTG Crane bekerja tanpa ayunan dan benturan berlebih pada peti kemas. Alat ini dilengkapi dengan sistem sensor, kontrol otomatis untuk posisi, anti ayunan, anti benturan dan sistem monitoring.
Sensor dirancang untuk mengukur jarak antara peti kemas dengan pembatas obyek di sekitarnya. Juga dapat mengukur posisi atau sudut beban pada spreader saat terjadinya ayunan.
Hasil riset selanjutnya adalah penggunaan robot sebagai penebar pakan otomatis dan pengukur level air pada tambak menggunakan IoT
Penebar pakan sangat penting karena memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi, efisiensi pakan dan kesehatan ikan yang bergantung pada kualitas air.
Saat ini pemberian pakan ikan dilakukan manual. Hal itu menyebabkan hasilnya kurang efektif karena pakan tidak tersebar rata dan terkadang tidak tepat waktu.
Karananya sistem otomatis menjadi solusi, karean dipantau secara online dan real time.
“Semua inovasi kami didasarkan pada kebutuhan masyarakat. Seperti Smart RTG Crane itu kerja sama kami dengan PT Pelindo,” imbuh Abdul Kadir.
Bicara tentang iklim penelitian saat ini, baik Abdul Kadir maupun Dharma menjawab sudah banyak kemajuan. Apalagi dengan adanya fasilitasi dari pemerintah lewat Direktorat Mitras Dudi di Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek,yang namanya konsep ekosistem kemitraan berjalan lancar.
Kini di daerah sudah ada konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi atau PTV. Dengan konsorsium ini maka terwujud kemitraan dan kolaborasi diantara berbagai stakeholder pendidikan vokasi, dunia usaha dunia industri dan masyarakat luas.
“Kalau di Ujung Pandang ini konsorsium PTV nya selain PNUP juga ada Sekolah Vokasi Unhas dan Politeknik Bosowa,” imbuh Abdul Kadir.
Di sisi lain, peluang riset jadi lebih banyak. Juga ada inovasi khusus pengembangan potensi daerah atau sesuai dengan kearifan lokal.
Di PNUP terdapat 7 jurusan. Sebanyak 5 jurusan terkait enginering dan 2 jurusan terkait bisnis dan humaniora.
Saat ini, sudah ada sedikitnya 30 riset yang siap dihilirisasi, selain empat yang dipamerkan dalam HEPCON. Untuk embrio penelitian, jumlahnya bahkan mencapai ratusan.
PNUP juga punya 8 desa binaan. Dua diantaranya adalah desa wisata yakni Ramang-ramang dan Manimbahoi.
Di dua desa wisata yang sudah sangat terkenal itu, PNUP bergerak untuk menyediakan mini BTS, pengelolaan UMKM, marketing serta pembangkit listrik tenaga surya.
Pameran juga diisi oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Ada Teaching Industry Learning Center, Field Research Center dan Research Groups.
Sekolah Vokasi UGM mendapat amanah untuk melakukan hilirisasi hasil-hasil penelitian di fakultas dan unit di lingkungan UGM. Produk yang dihilirkan akan dikembangkan hingga mencapai TRL 5 yakni prototype test atau teknologi tervalidasi dalam relevansi lingkungan. Ada 11 kelompok penelitian di UGM yakni Agro Technology and halal study; smart and green building information modelling; industrial product design and development; smart system innovation; business development; cultural and tourism; creative digital product development; cocoa production, wood pellet production, dairy production, medical devices.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.