JAKARTA (Waspada):Pagi itu, Senin (22/5/2023), sebagian warga Desa Muara Kecamatan Teluk Naga berkumpul bersama di Balai Warga. Mereka menyaksikan peresmian Desa Binaan Universitas Terbuka (UT) yang rencananya akan dilaksanakan di desa yang berbatasan langsung dengan proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Rombongan UT dipimpin langsung oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UT, Prof Dra Dewi Artati Padmo Putri, M.A., Ph.D dan Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Dr. Trini Prastati, M.Pd.
Kepala Desa Muara, Muhammad Syafrudin dan Camat Teluk Naga,Zam Zam Manohara juga hadir bersama seluruh jajarannya.
Dalam sambutannya, Kepala LPPM UT mengatakan pihaknya siap menjalankan program pengabdian masyarakat di Desa Muara. Tidak hanya sebulan atau dua bulan, bahkan sampai tiga tahun.
“Nanti akan ada evaluasi setelah program berjalan dari bulan Mei ini sampai ke November. Bisa jadi akan lanjut sampai tiga tahun,” ujar Dewi.
Berbeda dengan sebelumnya, Desa Binaan UT kali ini melibatkan 4 fakultas dengan masing-masing program unggulannya. Keempatnya adalah Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) dan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UT).
Kapus PKM Trini Prastati mengatakan, tema yang diambil dalam program Desa Binaan ini adalah “Pemberdayaan Desa, Meningkatkan Kualitas dan Kesejahteraan Masyarakat – TWG: Together We Grow.”
“Masyarakat yang tinggal di Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten memiliki potensi kearifan lokal yang dapat dijadikan sumber ekonomi yang harus diolah dengan baik melalui kerja sama antara pemerintah desa dan perguruan tinggi agar hasilnya dapat berdampak di masyarakat,” ujar Trini.
Kades Muara, Muhammad Syafrudin mengatakan, bersyukur desanya dipilih sebagai desa binaan UT.
“Warga Muara memang butuh ilmu dan fasilitasi untuk maju,”ujar Muhammad Syafrudin.
Muhammad mengatakan, warganya yang berjumlah 4 ribuan jiwa awalnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Tapi seiring waktu, mata pencaharian berubah menjadi pedagang atau bekerja di bidang lain.
“Padahal kami punya kekayaan bumi berupa hutan mangrove dan berbagai hasil laut. Hal itu seharusnya kembali digarap. Harapan kami, ilmu dan pendampingan yang diberikan lewat program desa binaan UTini nanti makin memakmurkan desa kami,” imbuh Muhammad.
Camat Teluk Naga sangat mendukung kegiatan yang diinisiasi UT dan PIK 2. Menurutnya, warga Desa Muara memang sangat membutuhkan pendampingan dalam mengelola hasil bumi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Tentu saja yang dibutuhkan juga adalah kesinambungan program. Saya melihat Desa Binaan UT ini waktunya lama yang menandakan ada kesinambungan,” kata Zam Zam.(J02)