Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Metode Umpan Balik Dalam Pembelajaran Daring Tingkatkan Pengetahuan Siswa

  • Bagikan

ASAHAN (Waspada): Banyak cara atau strategi yang dapat dilakukan oleh guru supaya murid dapat mencapai tujuan pembelajarannya yakni meningkatkan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran. Salah satunya dengan pemberian umpan balik yang benar seperti dilakukan guru IPA SMP Negeri 1 Silau Laut, Tumbur Simangunsong, MPd kepada siswanya selama pandemi.

Tumbur Simangunsong yang merupakan Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation menyebutkan, umpan balik merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru dalam pembelajarannya karena dapat mendorong atau memotivasi murid untuk memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan gagasan dan juga dapat mengeksplorasi materi pelajaran yang sedang dipelajari dan yang akan dipelajari.

Menurutnya, saat melakukan pembelajaran di kelas IX-1 selama pandemi dengan cara membagikan LKPD sekali dalam seminggu ditemukan banyak kesulitan dan masalah. Proses ‘Mengalami’ para siswa lebih sedikit karena hanya mengandalkan LKPD atau melalui diskusi WA Group. Kemudian Interaksi, Komunikasi dan Refleksi antar siswa menjadi terbatas. Hal ini mengakibatkan murid kehilangan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul pada masa pembelajaran dengan LKPD, Tumbur Simangunsong melakukan beberapa strategi dalam pembelajarannya dengan menggunakan unsur MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi) yang dikembangkan Tanoto Foundation.

Beliau menggunakan Google classroom sebagai sarana pembelajaran online disamping WAG dan Google Meet. Sarana ini digunakan untuk memberikan berbagai kebutuhan belajar siswa, mulai dari pengumuman, materi pelajaran, media dalam bentuk bacaan, video dan animasi. Di dalamnya juga sudah tersedia beberapa contoh soal dan lembar penilaian.

Namun, lanjutnya, walaupun media dan berbagai sumber belajar kita suguhkan di dalam Google Classroom sudah lengkap, minat dan motivasi murid tidak menunjukkan hasil yang lebih baik. Setelah melakukan penelusuran dengan melakukan tanya jawab melalui grup WA dan Forum GC, ternyata mereka masih bingung sehingga malas untuk belajar.

“Akhirnya saya mencoba untuk memaksimalkan proses belajar daring dengan lebih banyak merespon keluhan dan kesulitan siswa dalam belajar. Respon atau ‘Umpan Balik’ ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman dan pengetahuan siswa terkait materi yang diajarkan sekaligus mendorong murid untuk memperbaiki dan mengembangkan gagasan/ide dalam pembelajaran,” ujarnya.

“Ketika murid menjawab salah, kurang tepat atau keliru, saya merespon dengan, ‘Apa kamu yakin dengan jawabanmu? Coba ingat kembali! Apa yang membuat kamu yakin dengan jawabanmu? Boleh berikan contohnya?’. Kita berusaha untuk memperbaiki jawaban murid dengan meresponnya supaya terdorong untuk melakukan perbaikan,” tambahnya.

Kemudian di saat murid keliru mengerjakan LKPD, lanjutnya, umpan balik yang diberikan adalah berupa pertanyaan: “Bagaimana hasilnya?” Di sini pasti murid akan mendapat hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan di LKPD, kemudian kita beri umpan balik lagi: “Apa yang membuat hasilnya tidak sesuai? Lalu tindakan apa yang kamu lakukan supaya hasilnya sesuai?”

“Umpan balik juga diberikan ketika murid sudah menjawab benar, dengan pernyataan dan pertanyaan yang mampu mendorong murid supaya lebih giat dalam mengembangkan dan mengeksplor pemahamannya tentang materi yang dipelajarinya. ‘Kamu sudah melakukannya dengan teliti dan sesuai dengan langkah-langkah pengerjaan, lalu apa yang akan kamu lakukan berikutnya?’,” jelas Tumbur.

Atas metode yang dilakukannya tersebut, Tumbur menyebutkan, kepala sekolah sangat mengapresiasi dan mendukungnya, serta meminta untuk diimbaskan ke rekan guru yang lain tentang pemberian umpan balik yang efektif. Karena dengan umpan balik ini akan meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Sementara itu, Azkia salah seorang murid di kelas IX mengatakan, semakin termotivasi ketika guru memberikan umpan balik terhadap hasil karyanya.

“Saya tidak sabar menunggu umpan balik dari guru IPA karena umpan baliknya membuat kita semakin bersemangat untuk memperbaiki hasil karya kita. Saya selalu konfirmasi ke guru ketika saya sudah menyelesaikan pekerjaan supaya segera diumpan balik melalui WA dan Google Classroom,” sebutnya. (m31)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *