Memahami Konsep Koordinat Kartesius Sambil Bermain Engklek

  • Bagikan

BERASTAGI (Waspada): Memberikan pelajaran matematika kepada siswa agar lebih menyenangkan, bukanlah suatu usaha yang mudah. Namun bagi Guru SMP Negeri 3 Berastagi, Menna Sri Ulina Silangit, S.Pd, kejenuhan siswa dalam belajar matematika bisa diatasi dengan sebuah permainan yang lebih menyenangkan, seperti pada materi Koordinat Kartesius.

Menna Sri Ulina Silangit yang merupakan Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation ini memberikan pelajaran tentang Koordinat Kartesius yang merupakan salah satu materi Matematika yang diajarkan di kelas VIII semester Ganjil, dengan sambil bermain engklek.

Penggunaan sistem koordinat Kartesius ini dicetuskan oleh ilmuan Perancis yaitu Rene Descartes dimana dia memperkenalkan cara untuk menggambarkan posisi titik atau objek pada sebuah permukaan dengan menggunakan koordinat kartesius.

Menna Sri Ulina Silangit menyebutkan, ketika mengajarkan materi koordinat kartesius tersebut jika guru hanya mengajarkan dengan menerangkan saja dan mengajak siswa untuk menentukan letak suatu benda hanya dengan membayangkannya itu akan menimbulkan kebingungan dan kebosanan kepada siswa. Imbasnya siswa akan mengatakan kalau belajar matematika itu sangat membosankan.

“Untuk menghilangkan kebosannan dan kebingungan siswa ketika belajar matematika maka guru harus berfikir kreatif menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melibatkan siswa ikut dalam proses pembelajaran,” ujarnya.

Menna Sri Ulina Silangit, S.Pd yang mengajar di SMP Negeri 3 Berastagi yang juga merupakan sekolah Mitra Tanoto Foundation ini, berkreasi dengan memanfaatkan permainan tradisional engklek untuk menyampaikan pemahaman konep koordinat kartesius kepada siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 3 Berastagi.

Permainan engklek adalah permainan tradisional lompat lompatan pada bidang datar yang digambar di atas tanah atau lantai dengan membuat kotak-kotak. Permainannya melompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lainnya.

Dalam menyampaikan konsep koordinat kartesius ini, Menna Sri Ulina Silangit memodifikasi permainan engklek dengan cara menyusun kursi dan meja ke arah dinding ruangan sehingga tengah ruangan menjadi kosong. Kemudian menggambarkan koordinat kartesius pada lantai kelas lengkap dengan skalanya dengan menggunakan kapur berwarna. Kemudian menyediakan beberapa potongan origami yang bertuliskan pasangan titik yang merupakan titik koordinat dan diletakkan dalam sebuah kotak.

Salah seorang siswa diminta untuk mengambil satu potongan origami tersebut dan melihat tulisan yang ada pada origami. Misal yang tertulis adalah A (3,-5) maka yang akan dilakukan siswa adalah berdiri pada titik pangkal dengan satu kaki lalu melompat ke arah kanan sumbu x sejauh 3 lompatan mengikuti garis-garis pada ubin lantai kemudian dilanjutkan 5 lompatan ke bawah sumbu x yang sejajar dengan sumbu y.

Kemudian siswa meletakkan potongan kertas origami yang bertuliskan A (3, -5) tadi tepat di atas tempat terakhir dia berdiri. Sementara siswa lainnya diminta untuk mengamati posisi origami tersebut.

“Demikian dilanjutkan untuk 8 orang yang bermain engklek dan yang tidak bermain terus mengamati hasil akhir origami diletakkan. Setelah ada 8 potongan origami pada posisinya maka seluruh siswa diajak untuk mengamati koordinat kartesius yang ada di lantai dengan titik-titik koordinat yang disajikan sehingga mereka dapat menyimpulkan sendiri bagaimana cara menentukan letak koordinat suatu titik,” jelasnya.

Dia menyebutkan, karena dalam masa PTMT ini, waktu pembelajaran sangat terbatas maka siswa diberikan Lembar Kerja untuk lebih mempertajam pemahaman mereka tentang koordinat kartesius untuk diselesaiakn di rumah masing-masing serta membuat video singkat penjelasan dari apa yang mereka kerjakan dan hasil kerja mereka dikirimkan melalui Google Classroom.

Selama pembelajaran semua siswa terlihat bersemangat mengikuti permainan. Andra, salah seorang siswa begitu antusias memahami pelajaran tentang koordinat kartesius tersebut, karena diisi dengan sebuah permainan yang menyenangkan.

“Pelajaran hari ini sangat menyenangkan seperti sedang berolah raga. Padahal kita sedang belajar matematika,” katanya sambil tertawa.

“Iya, kita jadi nggak bosan belajar matematikanya,” sambung Ray, siswa lainnya.

Menna Sri Ulina Silangit menyebutkan, banyak hal yang bisa guru lakukan supaya siswa mau belajar dan memahami materi yang disampaikan. Tidak mesti menggunakan media yang mahal mungkin cukup hanya menggunakan alam dan benda benda yang ada di sekitar. (m31)

  • Bagikan