Hidupkan Pojok Baca Kelas Dengan Kegiatan Resensi Buku

  • Bagikan

KISARAN (Waspada): Dalam rangka meningkatkan literasi dan gemar membaca sejak dini, Guru UPTD SMP Negeri 3 Kisaran mengajak para peserta didik untuk meramaikan dan menghidupkan suasana pojok baca yang ada di kelas dengan kegiatan resensi buku.

Upaya menghidupkan pojok baca tersebut dilakukan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia UPTD SMP Negeri 3 Kisaran, Isnaini. Sebagai kepala perpustakaan di UPTD SMP Negeri 3 Kisaran dan Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation tersebut, dia merasa resah dengan pojok baca yang kurang ramai dikunjungi peserta didik.

Menurutnya, pojok baca yang dibuat menarik dan indah belum tentu menyentuh peserta didik untuk sering berkunjung, meminjam atau membaca buku-buku yang tersedia di pojok baca kelas mereka.

Untuk itu, sebagai wali kelas VII-1 SMP Negeri 3 Kisaran, Isnaini memiliki harapan yang besar agar keberadaan pojok baca di kelasnya benar-benar dimanfaatkan siswanya. Dia mencoba membuat program untuk menghidupkan pojok baca yang sepi pengunjung.Salah satu program yang dibuat adalah kegiatan meresensi buku.

“Peserta didik diwajibkan untuk memilih buku di pojok baca yang tersedia di kelasnya kemudian dibawa pulang untuk dibaca di rumah. Setelah membaca peserta didik diminta untuk menuliskan judul buku, pengarang, ilustrator, isi buku serta alasan layak atau tidak buku itu untuk dibaca,” ujarnya.

Kemudian dua hari setelah selesai membaca Isnaini menyuruh peserta didik duduk bersama di pojok baca mereka untuk melakukan kegiatan mempresentasikan hasil resensi buku yang dibacanya.

“Dengan duduk melingkar peserta didik bersama-sama membicarakan isi buku yang dibacanya. Satu persatu peserta didik mempresentasikan hasil resensi mereka. Ada yang membaca buku tentang narkoba, tentang pahlawan, tentang Asal Mula Danau Toba, dan sebagainya,” jelas Isnaini.

Dengan metode tersebut, peserta didik sangat antusias, serius mengikuti dan menyimak setiap temannya presentasi hasil resensi buku yang dibacanya. Upaya tersebut sejalan dengan metode pembelajaran yang dikembangkan Tanoto Foundation yakni MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi).

“Hal itu, benar-benar keberadaan pojok baca mampu sebagai sarana untuk meningkatkan literasi peserta didik. Karena dengan kegiatan ini, selain membaca keterampilan berbicara dan menyimak juga dapat terasah. Akhirnya, peserta didik memahami keberadaan pojok baca harus dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi mereka,” ujar Isnaini.

Naurah Gaisani salah satu peserta didik mengatakan bahwa kegiatan ini cukup mengasyikkan. Mereka selama ini tidak mau membaca buku, dengan kegiatan ini akhirnya mereka membaca buku dan banyak mendapatkan informasi.

“Dengan kegiatan resensi buku ini, pojok baca menjadi lebih ramai dan asyik. Kami sangat senang, dengan tugas yang diberikan membuat kami sering membaca buku dan mendapatkan banyak informasi lewat kegiatan meresensi buku,” ujarnya. (m31)

  • Bagikan