JAKARTA (Waspada): Selama beberapa tahun terakhir, pendidikan tinggi vokasi telah melakukan matching fund (penyelarasan pendanaan) sebanyak 725 mitra yang terlibat dengan jumlah padanan dana sebesar Rp279,1 miliar
Sedangkan untuk SMK telah terjadi pemadanan dukungan bagi SMK PK sebesar
Rp841,6 miliar sepanjang 2020-2024.
Demikian halnya dengan kursus dan pelatihan telah melayani anak usia sekolah yang tidak bersekolah untuk mendapatkan kecakapan kerja dan wirausaha sebanyak 331.033 orang.
“Tapi pertanyaannya kemudian, setelah ini apa yang perlu kita capai?Where are going to go from now?”ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati, saat pemaparan di acara SkillsIndonesia 2045 yang digelar Direktorat Kemitraan Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras Dudi) di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Menurut Kiki, salah satu tugas mendesak kita ke depan adalah menyiapkan Generasi Emas 2045 sebagai hadiah ulang tahun ke-100 kemerdekaan Indonesia.
“Saya katakan mendesak, karena hanya tinggal 20 tahun lagi untuk mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.
Kunci guna mencapai generasi Indonesia Emas 2024 adalah bagaimana menghadapi tantangan untuk memastikan setiap individu mendapat kesempatan untuk mengembangkan keterampilannya sehingga bisa mengubah keunggulan komparatif sumberdaya yang ada menjadi keunggulan kompetitif bangsa.
Kiki memaparkan sejumlah catatan tentang berbagai tantangan masa depan. Hal itu karena ada sejumlah perubahan struktural yang terjadi di masyarakat yang mengubah kebutuhan keterampilan di dunia kerja.
Tantangan itu adalah, pertama, transisi digital yang berdampak besar pada ketersediaan kesempatan kerja dan berbagai aspek kehidupan masyarakat dalam beberapa dekade terakhir.
Diperkirakan dampaknya akan lebih hebat lagi dimasa depan sejalan dengan kemajuan teknologi digital seperti AI – artificial intelligent.
Pekerjaan manual yang bersifat rutin dan repetitif mulai digantikan oleh robot dan mesin cerdas. Apalagi robot dan mesin cerdas juga dapat bekerja non-stop, lebih cepat, akurat, dan lebih produktif. Termasuk dapat menggantikan manusia untuk melakukan pekerjaan yang mempunyai risiko keselamatan tinggi. Harganya semakin murah, sementara harga tenaga kerja manusia makin mahal.
Bagaimana dengan di Indonesia? Kiki mengutip Automation and the Future of Work in Indonesia, oleh McKinsey. Diperkirakan, hingga 2030 mendatang sekitar 23 juta pekerja di Indonesia akan kehilangan pekerjaan (job loss) karena digantikan teknologi otomasi.
Pada periode yang sama, diperkirakan antara 24-46 juta lapangan kerja baru akan tercipta (job gain) akibat kemajuan teknologi digital, dimana 10 juta di antaranya berasal dari jenis okupasi baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Artinya, di masa depan pekerjaan yang membutuhkan soft skills akan meningkat dan diperkirakan akan mencapai 63 persen dari semua pekerjaan pada tahun 2030.
Di sisi lain, Kiki mengakui bahwa kemampuan soft skills lulusan pendidikan di Indonesia masih belum bisa memenuhi harapan dunia kerja. Penelitian yang dilakukan oleh UNICEF menemukan bahwa dunia kerja di Indonesia menemui kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki soft skills, terutama leadership, communication, serta relationship management . Kesenjangan paling besar terjadi pada keterampilan bernalar kritis (critical thinking).
Beberapa tantangan lain diantaranya adanya transisi masyarakat yang beralih ke pola konsumsi dan produksi yang lebih ramah lingkungan.
Tantangan selanjutnya adalah transisi demografi. Bunus demografi jilid pertama akan segera berakhir. Panen usia produktif akan mencapai puncaknya ada pada tahun 2030 yang tentu saja perlu strategi percepatan untuk menyiapkan tenaga berketerampilan tinggi.
“Tantangan terakhir, adalah transisi otonomi daerah. Sistem pendidikan di Indonesia telah terdesentralisasi, dan karena itu otonomi daerah juga penting untuk menjadi perhatian dalam pemajuan pendidikan vokasi ke depan,” tandas Kiki.
Dalam kegiatan itu, Direktur Mitras DUDI, Uuf Brajawidagda juga memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan pihaknya dalam membangun kemitraan antara dunia pendidikan vokasi dan industri.
“Upaya-upaya ini terus bergulir bersama animo masyarakat untuk maju,” tandas Uuf. (J02)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.