JAKARTA (Waspada): Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (FSRD IKJ) bekerja sama dengan Dgallerie, menyelenggarakan diskusi bedah buku karya seniman Nunung WS berjudul ‘Jiwa, Cita, dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS Berkarya’. Diskusi perdana itu dibuka Wakil Dekan FSRD IKJ bidang Riset, Inovasi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Nicholas Wila Adi Pratama di Galeri FSRD IKJ, Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Diskusi dimoderatori Ibrahim Soetomo dengan narasumber Chabib Duta Hapsoro serta Dolorosa Sinaga.
Nunung WS adalah pelukis kelahiran Lawang, 9 Juni 1948. Dia mulai melukis pada tahun 1967 dan belajar melukis di Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA).
Karya-karyanya selama lebih dari 60 tahun menjadikannya salah satu seniman seni geometris abstrak paling penting di Asia.
Dalam pidato pembukaan, Nicholas Wila menyampaikan gambaran penting tentang Nunung WS. Sebagai perempuan pelukis, selama lebih dari lima dekade dalam hidupnya, Nunung WS terbukti mampu memelihara spirit, perawatan dan pelestarian.
“Hari ini dalam kegiatan bedan buku dan diskusi, kita semua menjadi saksi sejarah atas upaya Ibu Nunung WS bagi perkembangan perkembangan seni rupa Tanah Air,” ujar Nicholas.
Nicholas juga berharap kegiatan diskusi buku ini mampu memberikan pemikiran kritis kepada dosen dan mahasiswa terhadap perkembangan seni rupa yang ada di Indonesia.
“Buku ini diterbitkan setelah ibu Nunung WS menggelar pameran tunggal retrospektifnya di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta pertengahan tahun lalu dengan tajuk Nunung WS: Jiwa dalam Manunggal. Keduanya menandai dedikasi luar biasa dan pencapaian Nunung WS sebagai seniman,” imbuh Nicholas.
Diskusi buku Nunung WS rencananya bakal digelar di beberapa kota di Indonesia, sepanjang tahun ini. Buku ini mendiskusikan secara komprehensif dan mendalam sejumlah pencapaian artistik yang penting dari Nunung WS sebagai seniman yang prolifik pada dekade 1980an hingga sekarang.
Dalam buku ini juga didiskusikan agensi gender sang seniman di tengah kanon historis dan medan seni yang memarjinalisasi perempuan. Pun berusaha menampilkan Nunung WS dalam perspektif dan konstruksi nonmaskulin yang menunjukkan bagaimana seorang seniman perempuan meneguhkan dan memelihara spirit perawatan dan pelestarian.(J02)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.