Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Bendahara APRIPSI Jadi Narsum Kuliah Tamu Di USK

UPI-USK Teken MoU

Bendahara APRIPSI Jadi Narsum Kuliah Tamu Di USK
Penandatanganan Memorandum of Agreement dan Implementation Arrangement antara Fakultas Pendidikan IPS, Universitas Pendidikan Indonesia dan Sekolah Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala pada Program Studi Doktor Pendidikan IPS.

BANDA ACEH (Waspada): Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Hizir dan Koordinator Program Studi (Prodi) Doktor Pendidikan IPS, Dr. Muhammad Aulia, MTESOL, M.A. menyambut kedatangan Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd., Bendahara Asosiasi Program Studi Pendidikan IPS Indonesia (APRIPSI) yang juga Ketua Prodi Studi S2 dan S3 Pendidikan IPS, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Kedatangan Dr Erlina untuk menjadi narasumber pada sebuah kuliah tamu berskala nasional sebagai bagian dari Milad Sekolah Pascasarjana yang ke-22,” kata Dr Aulia. “Topik yang dibawa oleh beliau adalah Pembelajaran IPS dalam perspektif human-science friendship di era digital,” tambahnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Bendahara APRIPSI Jadi Narsum Kuliah Tamu Di USK

IKLAN

Dalam pembukaan, Hizir menyampaikan, “Revolusi 4.0 dengan Internet of Things merupakan sebuah keniscayaan dan seharusnya teknologi dapat membawa perubahan positif. Dan, perubahan ke depan terus berkembang dan mengarah pada Revolusi Society 5.0 di mana digitalisasi dan otomatisasi akan lebih masif lagi”.

Kuliah tamu ini juga merupakan sebuah pertemuan yang sudah direncanakan di mana perjanjian kerja sama (Memorandum of Agreement) antara Fakultas Pendidikan IPS, Universitas Pendidikan Indonesia dan Sekolah Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala (USK) dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Sedangkan pelaksanaan kerja sama (Implementation Arrangement) langsung disahuti dengan kegiatan kuliah tamu ini.

Bendahara APRIPSI Jadi Narsum Kuliah Tamu Di USK

Beberapa hal yang menjadi kegiatan kerja sama yang potensial adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia (upskilling and reskilling), publikasi bersama, menjadi ko-promotor serta penguji promovendus, dan kelas kerja sama.

Dalam materi pada kuliah tamu, banyak hal yang diperoleh. Beberapa poin besar adalah terciptanya diskursus “Global Education 2030” yang didasari oleh Beijing Consensus 2019, World Economic Forum 2020 dengan Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Seumur Hidup untuk Semua, dan Forum UNESCO terhadap Pendidikan Inklusif.

Erlina menyampaikan bahwa: “1) Kita juga adalah makhluk sosial yang harus bekerja sama yang membedakan antara mesin dan makhluk hidup; 2) Ada tanggung jawab sosial, nilai, dan etika dalam penggunaan teknologi; 3) Hubungan antara manusia dan mesin harus didasari oleh fungsi dan emosi menjadi faktor penting, yang tidak dimiliki oleh teknologi”.

“Manusia harus bisa menggunakan dan mengendalikan teknologi dengan sisi kemanusiaan yang kita miliki. Hal ini menjadi faktor penentu karena teknologi bisa membawa keberkahan dan juga bisa membawa malapetaka,” sambungnya.

Kuliah tamu ini kemudian ditutup dengan foto bersama dan penyerahan plakat dari masing-masing pihak.***

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE